Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Militanisme Seniman dalam Lukisan

12 November 2018   20:24 Diperbarui: 12 November 2018   20:25 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyambut Hari Pahlawan 10 November, Bengkel Pelukis Militan Indonesia (BPMI) menyelenggarakan pameran dan bazar bertema "Militanisme Seniman Mendukung Perjuangan Pahlawan Indonesia". Kegiatan itu diselenggarakan di Museum Seni Rupa dan Keramik, kawasan Kota Tua Jakarta. Tepatnya di Jalan Pos Kota Nomor 2, Jakarta Barat. Pameran berlangsung hingga 20 November 2018.

Para perupa bicara dalam karya-karyanya yang mengadaptasi dari alam dan perjuangan manusia untuk memaknainya dalam hidup di kehidupan menjadi budaya refleksi zamannya dengan pesan-pesan yang begitu apa adanya akan tetapi tetap memiliki jiwa. Demikian dikatakan Yos Soesilo, Presiden BPMI. Organisasi perupa ini lahir tiga tahun yang lalu.

Poster pameran di depan ruang pameran temporer (Dokpri)
Poster pameran di depan ruang pameran temporer (Dokpri)
Menurut Ketua Panitia Biyan Subiyanto, pameran lukisan ini diselenggarakan sebagai rangkaian untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November dengan tujuan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan, khususnya Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo. Gelaran kali ini diikuti 150 pelukis dari Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

Para pelukis yang tampil antara lain A. Munir, Anna Resna Kumala, Astrid ZoPo, Atang Fachruroji, Atoen Sugiyati, Choiruddin, dan Dwi Atmawati. Setelah saya melihat-lihat ke dalam, ada lukisan mirip tokoh Sukarno-Hatta, Raden Saleh, wayang, dan bunga. Ada pula hewan, penari, kehidupan sehari-hari, dan pemandangan alam.

Beberapa lukisan karya perupa BPMI (Dokpri)
Beberapa lukisan karya perupa BPMI (Dokpri)
Biasanya Museum Seni Rupa dan Keramik tutup setiap Senin. Namun khusus ruang pameran temporer tetap dibuka. Para pengunjung hari ini lumayan banyak. Mungkin karena beberapa museum tutup, jadinya pengunjung beralih ke sini. Bazar lukisan diselenggarakan di halaman museum. Terlihat ada belasan kios memajang karyanya.

Museum, apalagi milik pemerintah, memang harus memfasilitasi publik. Adanya pameran oleh pelukis-pelukis belum terkenal, mungkin saja akan menaikkan nama museum. Semoga ada pameran-pameran lain yang bermanfaat buat publik, yah publik sebagai produsen dan publik lainnya sebagai konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun