Yang unik, di Museum Sunan Giri terdapat koleksi pelana kuda. Â Pada awalnya pelana tersebut disimpan di Masjid Ainul Yaqin. Konon merupakan pelana kuda pengikut Sunan Giri. Â Kedua pelana itu terbuat dari kayu.
Bedug merupakan koleksi unggulan Museum Sunan Giri. Bedug itu  terbuat dari satu batang pohon kayu lapis yang bagian tengahnya diberi rongga lubang hingga tembus kedua sisinya. Â
Konon, bedug tersebut merupakan peninggalan Maulana Malik Ibrahim yang meninggal pada 1419 M. Nama Maulana Malik Ibrahim disebut-sebut dalam Babad Gresik. Â
Koleksi keramik asing ada di lantai dua. Museum ini memang terdiri atas dua lantai. Ada keramik Eropa dan ada keramik Tiongkok. Beberapa guci merupakan hasil sitaan petugas karena diambil secara ilegal dari dalam perairan.
Koleksi naskah kuno ada beberapa buah. Naskah tersebut bergambar, tidak seperti kebanyakan naskah. Dulu ditemukan dalam gudang. Sayang kondisinya sudah kurang baik sehingga memerlukan perawatan secara khusus.Â
Tentu perlu anggaran yang cukup besar. Ironisnya, anggaran museum sangat kecil. Jelas perlu ada keberanian dari pihak pemkab untuk mengajukan anggaran tambahan. Perlu pula kepedulian dari pihak DPRD untuk menggelontorkan anggaran baru.
Beberapa ruangan masih tampak kosong. Sayang, harus menunggu anggaran tahun berikut. Untuk memperoleh anggaran, tentu saja pihak penentu kebijakan harus tahu museum.Â
Kalau tidak tahu museum, bisa jadi dianggap hanya membuang-buang  anggaran. Padahal, museum menggambarkan wajah peradaban sebuah daerah. Masyarakat akan bangga kalau daerahnya pernah besar lewat museum.