Selanjutnya menurut Heriyanti, Museum DPR bersifat dinamis mengingat perjalanan sejarah para anggota dewan masih terus berlangsung sampai sekarang hingga masa yang akan datang. Dengan demikian koleksi yang dapat dipamerkan akan kian bertambah terus dari tahun ke tahun.
Sebenarnya, kata Heriyanti, inisiatif para anggota DPR terdahulu untuk mendirikan Museum DPR patut dihargai dan didukung penuh. Soalnya sampai saat ini tidak banyak negara yang mempunyai museum tentang parlemennya.
![Pameran temporer tentang perjalanan sejarah DPR (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/27/koleksi-dpr-03-jpg-5b840079c112fe51bc695322.jpg?t=o&v=555)
Selama ini terdapat berbagai masalah yang dihadapi Museum DPR, sebagaimana pengamatan Heriyanti. Keterbatasan luas gedung belum mampu menampung banyak koleksi. Menurut seorang petugas, luas museum sekitar 400 meter persegi. Akibatnya masih banyak koleksi tersimpan di dalam gudang.
Interpretasi koleksi belum sempurna, demikian kata Heriyanti. Yang miris, Museum DPR hanya memiliki dua tenaga. Itu pun belum berprofesi kurator. Sebagian penyajian koleksi lepas dari konteks, belum menggambarkan peran DPR-RI seutuhnya, belum mampu menyajikan informasi tentang ke-DPR-an, dan kurang sosialisasi sehingga banyak anggota DPR dan masyarakat belum tahu keberadaan museum ini adalah hal lain yang dikemukakan Heriyanti.
Heriyanti juga menyinggung adanya gamelan pada ruang koleksi yang tidak ada konteks dengan koleksi. Menurut seorang petugas, perangkat gamelan itu digunakan oleh para pegawai untuk latihan.Â
Tadinya hanya ada satu perangkat, tapi kemudian bertambah dua. Yang mengganggu, para pegawai sering membawa anak-anak mereka. Ketika orang tuanya berlatih, anak-anak berlarian ke sana ke mari di ruangan museum.
![Koleksi Museum DPR berupa benda, naskah, dan foto (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/27/koleksi-dpr-05-jpg-5b840169677ffb4e0852b296.jpg?t=o&v=555)
Keberadaan Museum DPR-RI tergolong eksklusif. Meskipun tidak dikenakan karcis masuk, harus ada izin untuk mengunjungi museum itu. Permohonan kunjungan disampaikan kepada Humas DPR-RI.Â
Sayang dalam informasi yang diberikan tidak disertakan alamat pos elektronik, padahal sekarang sudah zaman digital. Pengunjung yang ke sana pun harus melalui pos penjagaan, yang tentu saja berkesan 'menakutkan'.
Saat ini Museum DPR-RI menjadi bagian Bidang Arsip dan Museum. Alamat lengkapnya Gedung Nusantara I lantai 2, Jalan Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270, telepon (021) 5756074 dan faksimili (021) 5765996. Jadwal kunjungan Senin s.d Kamis pukul 08.00-15.00, dengan catatan istirahat pukul 12.00-13.00. Pada Jumat museum buka pukul 08.00-16.00, istirahat pukul 11.30-13.00. Sabtu dan Minggu museum tutup.