Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Karena Terpencil, Banyak Anggota DPR Tidak Tahu Ada Museum DPR

27 Agustus 2018   20:52 Diperbarui: 28 Agustus 2018   13:05 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai koleksi di Museum DPR (Dokumentasi pribadi)

Di dalam gedung megah yang di mata masyarakat awam sering disebut Gedung Kura-kura terdapat sebuah museum. Gedung Kura-kura merupakan sebutan populer untuk Gedung DPR. Di bawah tangga terdapat sebuah ruangan luas. 

Nah, kalau kita naik ada sebuah museum, Museum DPR namanya. Beberapa penunjuk arah di dinding lantai 1 dan lantai 2 cukup memudahkan pengunjung untuk datang ke sana.

Gedung Kura-kura sangat dikenal pada 1998. Ketika terjadi unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa untuk menumbangkan rezim Orde Baru, para mahasiswa naik ke atas gedung tersebut. Padahal, konstruksi atap tidak dirancang untuk menahan beban begitu berat.

Pemateri Heriyanti O. Untoro didampingi Ketua Paramita Jaya Yiyok T. Herlambang dan Ketua AMI Pusat Putu S. Rudana, dengan moderator Hasijani (Dokumentasi pribadi)
Pemateri Heriyanti O. Untoro didampingi Ketua Paramita Jaya Yiyok T. Herlambang dan Ketua AMI Pusat Putu S. Rudana, dengan moderator Hasijani (Dokumentasi pribadi)
Terpencil

Letak museum memang agak terpencil. Lagi pula ruangan lantai 2 agak sepi. Pantas saja banyak anggota DPR tidak tahu adanya museum. Dulu, Museum DPR-RI, begitu nama lengkapnya, berada di Pustakaloka Gedung Nusantara IV. Sekarang berada di Gedung Nusantara lantai 2. 

Prasasti peresmian Museum DPR-RI ditandatangani oleh Ketua DPR/MPR-RI, M. Kharis Suhud, pada 16 Agustus 1991. Pembuatan Museum DPR-RI sendiri dimulai dengan membentuk Yayasan Museum DPR-RI yang diketuai oleh Dr. H.J. Naro. Sayang yayasan ini sekarang sudah tidak ada lagi.

Menyambut ulang tahun ke-27 Museum DPR-RI sekaligus memperingati kelahiran DPR-RI, maka pada 27-28 Agustus 2018 Museum DPR-RI bekerja sama dengan Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat dan Asosiasi Museum Indonesia DKI Jakarta Paramita Jaya, menyelenggarakan Seminar Nasional "Optimalisasi Peran Museum DPR-RI dalam Menyosialisasikan Sejarah dan Kinerja Dewan. Bersamaan dengan itu diadakan Pameran DPR dalam Lintasan Sejarah Bangsa.

DPR berawal dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang diakui sebagai cikal bakal badan legislatif di Indonesia.  KNIP lahir pada 29 Agustus 1945.

Berbagai koleksi di Museum DPR (Dokumentasi pribadi)
Berbagai koleksi di Museum DPR (Dokumentasi pribadi)
Tempat pembelajaran

Heriyanti O. Untoro memberikan materi pada seminar tersebut. Dari makalahnya kita tahu bahwa tujuan pendirian Museum DPR-RI antara lain agar dapat dijadikan tempat pembelajaran sejarah dan perpolitikan di Indonesia. Selain itu untuk mengumpulkan, merawat, dan melestarikan berbagai benda koleksi yang digunakan untuk menunjang kegiatan anggota DPR.  

"Diharapkan melalui Museum DPR-RI para generasi muda dan masyarakat luas memperoleh pembelajaran dan pencerahan tentang kinerja mereka. Museum DPR-RI merupakan salah satu museum penting bagi bangsa karena koleksinya menggambarkan kinerja para wakil rakyat saat memperjuangkan inspirasi rakyat dari masa ke masa," kata Heriyanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun