Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tantangan bagi Numismatis Dalam Mengoleksi dan Menulis Sejarah Uang

24 Agustus 2018   09:41 Diperbarui: 25 Agustus 2018   11:04 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyambut HUT ke-73 RI dan menyukseskan Asian Games 2018, Museum Bank Indonesia bekerja sama dengan Club Oeang Revoloesi (CORE) menyelenggarakan acara Pekan Numismatik Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Museum Bank Indonesia pada 23 Agustus hingga 26 Agustus 2018 dengan tema "Kilasan Numismatik dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia".

Acara Pekan Numismatik Indonesia terdiri atas tiga rangkaian acara berupa (1) Seminar Sejarah Krisis di Indonesia dan Peran Bank Indonesia; (2) Workshop Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah dan Mengenal Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA) Sumatera; dan (3) Pameran Numismatik Indonesia bertema Tiga Zaman dalam Kepingan Cerita.

Ibu Triana Wulandari, berbaju putih, membuka Pekan Numismatik Indonesia (Dokumentasi pribadi)
Ibu Triana Wulandari, berbaju putih, membuka Pekan Numismatik Indonesia (Dokumentasi pribadi)
Penulisan sejarah

Acara pembukaan berlangsung di auditorium Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua Jakarta. Sambutan awal diberikan oleh Bapak Uno, seorang numismatis dan pendiri CORE. Selanjutnya sambutan dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia yang membawahi Museum Bank Indonesia.

Sambutan berikutnya oleh Ibu Triana Wulandari sebagai Pelaksana Tugas atau Plt. Direktur Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Ibu Triana sangat mengapresiasi pameran, bahkan menawarkan bantuan karena pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempunyai program fasilitasi penulisan sejarah, dan sebagainya. Tentu ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi.

"Pameran numismatik Indonesia sungguh menarik. Banyak masyarakat kurang paham tentang jenis-jenis mata uang yang pernah beredar di Indonesia. Apalagi banyak koleksi langka dari masa ke masa," kata Ibu Triana.

Pembukaan pameran secara resmi dilakukan oleh Ibu Triana dengan pemukulan gong. Selanjutnya peninjauan ke ruang pameran, tidak jauh dari ruang auditorium.

Beberapa ORIDA milik seorang numismatis (Dokumentasi pribadi)
Beberapa ORIDA milik seorang numismatis (Dokumentasi pribadi)
Narasi belum optimal

Berbagai koleksi uang logam (koin) dan uang kertas tersaji dalam panel pameran. Meskipun berbentuk sederhana---maklum  dikerjakan sendiri---masyarakat  terutama generasi muda, jadi kenal uang-uang produk zaman dulu. Uang-uang kertas ORIDA memang berbentuk sederhana.

Uang ORIDA dikeluarkan masa revolusi fisik 1947 hingga 1949 akibat adanya agresi militer Belanda. Ketika itu gerak pemerintah pusat terhambat karena blokade Belanda, maka setiap kabupaten, kawedanaan, dan daerah militer di Jawa dan Sumatera diberikan keleluasaan untuk mencetak uang sendiri. 

Uang darurat itu terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti kertas kopi dan kertas tulis. Pokoknya kertas yang mudah didapat. Jangan bayangkan seperti zaman sekarang yah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun