Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Asian Games, Etos Bangsa, dan Prestasi Dunia

18 Agustus 2018   22:15 Diperbarui: 19 Agustus 2018   01:04 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prangko Asian Games 1962 (Dokumentasi pribadi)

Koleksi prangko Asian Games 1962 mengisi salah satu sudut. Adanya prangko menunjukkan promosi juga dilakukan dengan cara korespondensi. Berbagai nominal prangko dengan berbagai cabang olahraga rupanya dicetak cukup banyak. Koleksi yang dipamerkan tersebut milik seorang filatelis.

Pameran dilengkapi informasi audio-visual koleksi Arsip Nasional. Cerita tentang pembukaan oleh Presiden Sukarno, meskipun masih hitam putih, cukup memukau pengunjung. Ada dua pesawat televisi terpasang dalam ruang pameran.

Agak ke belakang terdapat foto Presiden Joko Widodo dengan busur. Foto itu dilengkapi wejangan Bapak Presiden kepada para atlet. Intinya beliau mengatakan kibarkan bendera merah putih dan kumandangkan lagu Indonesia Raya. Bertandinglah dengan sehat dan fair.

Talkshow, dari kiri Olivia Zalianty, Retno Kustijah, Buna Wijaya, Yustedjo Tarik, dan Livi Zheng (Dokumentasi pribadi)
Talkshow, dari kiri Olivia Zalianty, Retno Kustijah, Buna Wijaya, Yustedjo Tarik, dan Livi Zheng (Dokumentasi pribadi)
Talkshow

Sebagai pelengkap pameran, panitia mengadakan talkshow dengan menghadirkan para atlet senior Retno Kustijah (bulutangkis), Buna Wijaya (bola basket), dan Yustedjo Tarik (tenis). Bintang tamu lain Livi Zheng dengan moderator Olivia Zalianty. Ternyata Livi dan Olivia pernah menekuni olahraga wushu.

Semangat dan tekun berlatih, ditekankan oleh ketiga atlet senior itu. Yustedjo bahkan tidak menyangka kalau pada Asian Games 1978 dan 1982 mampu meraih medali emas dari tenis.

Padahal, waktu, itu tim tenis putra tidak difavoritkan. Yang diandalkan justru tenis putri dengan atletnya Lanny Kaligis dan Lita Liem.

Berjuang mati-matian juga berkumandang pada waktu itu. Berbeda dengan atlet zaman sekarang yang diselingi iming-iming bonus. Masa tua atlet turut mengemuka dalam talkshow itu.

Sambil menulis saya melihat upacara pembukaan Asian Games. Wow sungguh luar biasa, bisa menjadi ajang promosi pariwisata dan budaya. Semoga atlet Indonesia memperoleh hasil terbaik di Asian Games ini.  Bahkan menjadi atlet kelas dunia. Yang penting bisa menjadi tuan rumah yang baik, sehingga nantinya bisa menjadi tuan rumah ajang olahraga terbesar Olimpiade.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun