Kini kegiatan pendukungan pun datang dari mana-mana. Sejumlah museum di Jakarta dan Palembang sudah siap didatangi wisatawan. Bahkan sudah mengadakan serangkaian pameran temporer. Begitu juga beberapa instansi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan pameran bersama.Â
Pusat perdagangan pun ikut bersolek dan bersiap diri. Yang jelas, kota Jakarta dan Palembang yang tadinya amburadul, kini semakin rapi. Semoga kondisi seperti ini tetap dipertahankan seusai Asian Games.
Apakah sebagai tuan rumah kita akan berprestasi tinggi? Nah, hal itu tentu masih dipertanyakan. Di ruang lingkup yang lebih kecil saja, SEA Games, yakni pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara, kita semakin lama semakin terpuruk. Dalam beberapa tahun terakhir peringkat kita anjlok di bawah Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Bahkan pernah di bawah Filipina dan Singapura.
Sesungguhnya, prestasi olahraga mencerminkan prestasi bangsa. Lihat saja dalam beberapa kali Olimpiade, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Tiongkok, Jepang, dan Korea selalu mendominasi perolehan medali. Indonesia sendiri cuma mendapatkan medali lewat olahraga kebanggaan, bulutangkis.
Dalam Asian Games setiap negara boleh menyelenggarakan cabang olahraga khusus, yakni olahraga baru atau yang tidak dipertandingkan dalam Olimpiade.Â
Olahraga baru itu tentu yang menguntungkan pihak tuan rumah. Kali ini ada sepuluh cabang olahraga baru, antara lain bridge, panjat tebing, paralayang, dan pencak silat. Semoga kita banyak mendulang medali emas dari cabang-cabang khusus itu.
Di Asian Games 2014, kontingen Indonesia menduduki peringkat ke-17. Jauh di bawah Tiongkok, Korea, dan Jepang. Sebagaimana kita tahu, ketiga negara itu adalah penguasa ekonomi dunia.Â
Jadi tidak salah kalau ada anggapan mereka yang menguasai perekonomian dunia merupakan penguasa olahraga dunia. Bahkan posisi kita di bawah sesama negara Asia Tenggara, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Kita harapkan sebagai tuan rumah, prestasi Indonesia bisa membanggakan. Bisakah Indonesia minimal menduduki peringkat 2 seperti pada Asian Games 1962? Dengan segala perjuangan dan dukungan supporter, semoga tahun ini bisa. Ayo berjuang! Dulu atlet-atlet kita rela berjuang mengharumkan nama negara. Kini dengan iming-iming bonus uang, prestasi harus meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H