Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Bisakah Mendulang Emas dari Cabang Khusus di Asian Games 2018?

15 Agustus 2018   12:02 Diperbarui: 16 Agustus 2018   21:02 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernak-pernik Asian Games 1962 (Dokumentasi pribadi)

Kini kegiatan pendukungan pun datang dari mana-mana. Sejumlah museum di Jakarta dan Palembang sudah siap didatangi wisatawan. Bahkan sudah mengadakan serangkaian pameran temporer. Begitu juga beberapa instansi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan pameran bersama. 

Pusat perdagangan pun ikut bersolek dan bersiap diri. Yang jelas, kota Jakarta dan Palembang yang tadinya amburadul, kini semakin rapi. Semoga kondisi seperti ini tetap dipertahankan seusai Asian Games.

Apakah sebagai tuan rumah kita akan berprestasi tinggi? Nah, hal itu tentu masih dipertanyakan. Di ruang lingkup yang lebih kecil saja, SEA Games, yakni pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara, kita semakin lama semakin terpuruk. Dalam beberapa tahun terakhir peringkat kita anjlok di bawah Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Bahkan pernah di bawah Filipina dan Singapura.

Sesungguhnya, prestasi olahraga mencerminkan prestasi bangsa. Lihat saja dalam beberapa kali Olimpiade, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Tiongkok, Jepang, dan Korea selalu mendominasi perolehan medali. Indonesia sendiri cuma mendapatkan medali lewat olahraga kebanggaan, bulutangkis.

Dalam Asian Games setiap negara boleh menyelenggarakan cabang olahraga khusus, yakni olahraga baru atau yang tidak dipertandingkan dalam Olimpiade. 

Olahraga baru itu tentu yang menguntungkan pihak tuan rumah. Kali ini ada sepuluh cabang olahraga baru, antara lain bridge, panjat tebing, paralayang, dan pencak silat. Semoga kita banyak mendulang medali emas dari cabang-cabang khusus itu.

Di Asian Games 2014, kontingen Indonesia menduduki peringkat ke-17. Jauh di bawah Tiongkok, Korea, dan Jepang. Sebagaimana kita tahu, ketiga negara itu adalah penguasa ekonomi dunia. 

Jadi tidak salah kalau ada anggapan mereka yang menguasai perekonomian dunia merupakan penguasa olahraga dunia. Bahkan posisi kita di bawah sesama negara Asia Tenggara, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Kita harapkan sebagai tuan rumah, prestasi Indonesia bisa membanggakan. Bisakah Indonesia minimal menduduki peringkat 2 seperti pada Asian Games 1962? Dengan segala perjuangan dan dukungan supporter, semoga tahun ini bisa. Ayo berjuang! Dulu atlet-atlet kita rela berjuang mengharumkan nama negara. Kini dengan iming-iming bonus uang, prestasi harus meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun