Dalam Asian Games itu kontingen Indonesia menduduki peringkat kedua di bawah Jepang. Medali yang diperoleh berjumlah 51, terdiri atas 11 medali emas, 12 medali perak, dan 28 medali perunggu. Lumbung emas kontingen Indonesia berasal dari cabang bulutangkis.
Lima medali emas dihasilkan olahraga itu. Sisanya dari atletik (2 emas), loncat indah putri (1 emas), dan balap sepeda (3 emas). Kalau dihitung dari jumlah medali emas yang dibagikan sebanyak 120, Indonesia memperoleh 9,1%.
Memang ketika itu beberapa kontingen tidak ikut karena masalah politik, misalnya Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan. Banyak negara Arab pun tidak berpartisipasi. Betapa pun, prestasi kontingen Indonesia patut dibanggakan. Semoga pada Asian Games XVIII 2018 mendatang, prestasi tinggi pun akan ditorehkan atlet-atlet Indonesia.
Martabat bangsa
Setelah 56 tahun, kembali Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Tahun ini Asian Games ke-18 dipusatkan di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang. Kegiatan akan berlangsung pada 18 Agustus-2 September 2018, diikuti 45 negara, 11.000 atlet, dan mempertandingkan 40 cabang olahraga.
Penyelenggaraan Asian Games tentu saja mempunyai beberapa makna, di antaranya mengangkat nama, harkat, dan martabat bangsa Indonesia di mata internasional. Juga untuk mendukung peningkatan prestasi olahraga, terutama ke tingkat dunia.
Lewat olahraga biasanya tercipta solidaritas nasional, kebanggaan nasional, stabilitas keamanan, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia. Nah, apalagi tahun ini merupakan tahun politik.Â
Kalau biasanya dua kubu berseteru di media sosial, bahkan saling mengunggah atau menulis ujaran kebencian, kita harapkan melalui Asian Games ini masyarakat bersatu. Kita harus mendukung tim kita menuju  prestasi dunia. Lewat cara ini politik menjadi adem.
Pembangunan
Penyelenggaraan Asian Games jelas berdampak banyak pada pembangunan. Sejak beberapa tahun lalu pembangunan sarana olahraga gencar dilakukan di Jakarta dan Palembang. Begitu juga fasilitas pendukungnya, seperti wisma atlet, infrastruktur, kereta ringan, kereta bawah tanah, dan latih tanding atlet.Â
Dulu menjelang Asian Games 1962, pemerintah membangun kompleks Stadion Utama Senayan, Stasiun TVRI, Hotel Indonesia, Patung Selamat Datang, dan masih banyak lagi. Â