Kalau orang-orang diminta menyebutkan nama beberapa pelukis Indonesia yang dikenal, pastilah nama Raden Saleh, Affandi, atau Basoeki Abdullah termasuk di dalamnya. Untuk masa yang lebih modern, memang nama Basoeki Abdullah lebih mencuat daripada Raden Saleh dan Affandi. Soalnya karya-karya Basoeki Abdullah cukup banyak bertebaran di tangan kolektor dan museum.
Basoeki menjadi sahabat Presiden Sukarno sehingga beberapa lukisan Basoeki menjadi koleksi Sukarno dan kini ditempatkan di beberapa istana kepresidenan. Bahkan beberapa istri Sukarno dilukis oleh Basoeki.
Namun menurut pemerhati seni, karya Basoeki dapat diklasifikasikan dalam lima jenis atau kategori tema. Selain potret, kategori lain adalah figur manusia; lanskap alam; drama, mitos, dan spiritualitas; dan kebangsaan. Â
Lukisan Basoeki Abdullah yang cukup fenomenal berjudul Nyai Loro Kidul dan Joko Tarub sehingga dilukis berkali-kali. Konon, keduanya dilukis berdasarkan hasil tirakat. Dalam melukis, Basoeki menggunakan seorang model untuk memeragakan gestur sang tokoh.
Lukisan Nyai Loro Kidul dikenal beraroma mistik. Terutama lukisan yang ditempatkan di sebuah hotel di Sukabumi. Karena sangat populer, lukisan itu sering ditiru oleh pelukis-pelukis "zaman now" dalam berbagai variasi. Begitu juga lukisan Joko Tarub.
Sepengamatan Tubagus Sukmana atau Andre dari Direktorat Kesenian, lukisan Basoeki banyak dibuat oleh pelukis jalanan di Bandung dan Jakarta. Di Jakarta antara lain terdapat di Pasar Baru dan Kota Tua. Mereka tentu saja terinspirasi dari Basoeki.
Andre, yang pernah menjadi kurator lukisan di Museum Nasional lalu menjadi Kepala Galeri Nasional, memperlihatkan beberapa lukisan Joko Tarub dalam berbagai versi. Mirip, tapi pengamat yang jeli akan melihat sejumlah perbedaan.
Lukisan mirip karya Basoeki ternyata banyak ditawarkan lewat toko daring atau dikenal sebagai OlShop. Ada yang memasang harga Rp 200 juta, bahkan ada yang sampai Rp 3 Miliar. Luar biasa kan? Demikian disampaikan oleh Hilman Safriadi, pengajar di IKJ. Hilman juga menyebutkan, sebagai pelukis potret Basoeki melakukan beautifikasi. Artinya, lukisan karya Basoeki lebih indah dari wajah asli si model.
Basoeki sendiri dikenal sebagai pelukis aliran naturalis atau realis. Kedua teknik menjadi dasar yang harus dimiliki pelukis pemula. Jenis lukisan potret sulit dipelajari karena menuntut warna dan komposisi yang bagus.
Nah, yang paling sulit, kata Casjiwanto, adalah mengejar kemiripan dan volume. Casjiwanto adalah pelukis yang pernah kuliah di Jurusan Seni Rupa IKIP Jakarta. Ia menjadi pelukis jalanan di Kota Tua Jakarta karena mendapat bantuan dari Pak Candrian Attahiyyat, yang waktu itu menjabat Kepala UPT Kota Tua Jakarta.
Seminar bertajuk "Pengaruh Lukisan Potret Basoeki Abdullah, terhadap Seniman Jalanan" itu berlangsung di Museum Basoeki Abdullah, Kamis, 19 Juli 2018. Kegiatan dibuka oleh Triana Wulandari, Plt. Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Kegiatan dihadiri sekitar 100 peserta dari komunitas, pelajar, mahasiswa, guru, dan pelukis. Pemateri yang tampil Tubagus Sukmana, Hilman Safriadi, dan Casjiwanto dengan moderator Bambang Asrini Widjanarko. Di sela-sela seminar, ada demonstrasi membuat lukisan cat air oleh pelukis jalanan dengan model seorang wanita.
Banyak hal baru buat masyarakat awam muncul dari seminar tersebut. Misalnya istilah lukisan palsu, reproduksi, duplikasi, dan terinspirasi. Istilah lukisan palsu jelas kalau tanda tangan Basoeki dipalsukan untuk lukisan yang dibuat mirip. Reproduksi atau duplikasi bila tanda tangan si pelukis baru tertera pada lukisan. Istilah terinspirasi mengacu pada lukisan asli Basoeki yang kemudian dikembangkan oleh si pelukis masa kini.
Menurut Casjiwanto, banyak pelukis sering menerima orderan untuk karya-karya Basoeki. Ada yang sesuai aslinya, ada pula yang agak dimodifikasi. Misalnya kalau dalam lukisan asli wanita bertelanjang dada, dalam lukisan modifikasi bagian dada diberi selendang.
Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah, berterima kasih atas masukan yang diberikan pemateri dan peserta. Ibu Maeva juga mengundang masyarakat untuk berkegiatan di dalam museum, misalnya menyelenggarakan pameran, diskusi, atau seminar. "Museum terbuka untuk publik. Syaratnya cuma satu, berhubungan dengan tokoh Basoeki Abdullah," kata Ibu Maeva. Ibu Maeva juga menginformasikan September mendatang dalam rangkaian ulang tahun Basoeki Abdullah akan ada lomba pemandu museum dan vlog. Â
Museum Basoeki Abdullah beralamat Jalan Keuangan Raya No. 19, Cilandak, Jakarta Selatan. Kalau naik TransJakarta Blok M - Pondok Labu, turun di halte Banjarsari. Dari situ jalan kaki sekitar 500 meter. Rencananya nanti di tiang MRT akan dipasang papan nama Museum Basoeki Abdullah berukuran cukup besar sehingga mudah diketahui masyarakat.***