Basoeki sendiri dikenal sebagai pelukis aliran naturalis atau realis. Kedua teknik menjadi dasar yang harus dimiliki pelukis pemula. Jenis lukisan potret sulit dipelajari karena menuntut warna dan komposisi yang bagus.
Nah, yang paling sulit, kata Casjiwanto, adalah mengejar kemiripan dan volume. Casjiwanto adalah pelukis yang pernah kuliah di Jurusan Seni Rupa IKIP Jakarta. Ia menjadi pelukis jalanan di Kota Tua Jakarta karena mendapat bantuan dari Pak Candrian Attahiyyat, yang waktu itu menjabat Kepala UPT Kota Tua Jakarta.
Seminar bertajuk "Pengaruh Lukisan Potret Basoeki Abdullah, terhadap Seniman Jalanan" itu berlangsung di Museum Basoeki Abdullah, Kamis, 19 Juli 2018. Kegiatan dibuka oleh Triana Wulandari, Plt. Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Kegiatan dihadiri sekitar 100 peserta dari komunitas, pelajar, mahasiswa, guru, dan pelukis. Pemateri yang tampil Tubagus Sukmana, Hilman Safriadi, dan Casjiwanto dengan moderator Bambang Asrini Widjanarko. Di sela-sela seminar, ada demonstrasi membuat lukisan cat air oleh pelukis jalanan dengan model seorang wanita.
Banyak hal baru buat masyarakat awam muncul dari seminar tersebut. Misalnya istilah lukisan palsu, reproduksi, duplikasi, dan terinspirasi. Istilah lukisan palsu jelas kalau tanda tangan Basoeki dipalsukan untuk lukisan yang dibuat mirip. Reproduksi atau duplikasi bila tanda tangan si pelukis baru tertera pada lukisan. Istilah terinspirasi mengacu pada lukisan asli Basoeki yang kemudian dikembangkan oleh si pelukis masa kini.
Menurut Casjiwanto, banyak pelukis sering menerima orderan untuk karya-karya Basoeki. Ada yang sesuai aslinya, ada pula yang agak dimodifikasi. Misalnya kalau dalam lukisan asli wanita bertelanjang dada, dalam lukisan modifikasi bagian dada diberi selendang.
Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah, berterima kasih atas masukan yang diberikan pemateri dan peserta. Ibu Maeva juga mengundang masyarakat untuk berkegiatan di dalam museum, misalnya menyelenggarakan pameran, diskusi, atau seminar. "Museum terbuka untuk publik. Syaratnya cuma satu, berhubungan dengan tokoh Basoeki Abdullah," kata Ibu Maeva. Ibu Maeva juga menginformasikan September mendatang dalam rangkaian ulang tahun Basoeki Abdullah akan ada lomba pemandu museum dan vlog. Â
Museum Basoeki Abdullah beralamat Jalan Keuangan Raya No. 19, Cilandak, Jakarta Selatan. Kalau naik TransJakarta Blok M - Pondok Labu, turun di halte Banjarsari. Dari situ jalan kaki sekitar 500 meter. Rencananya nanti di tiang MRT akan dipasang papan nama Museum Basoeki Abdullah berukuran cukup besar sehingga mudah diketahui masyarakat.***