Namanya unik, Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia. Dalam bayangan kita, museum tersebut menyimpan berbagai jenis sepeda. Nyatanya tidak loh. Hanya ada satu sepeda di bagian dalam sebuah rumah yang kemudian dijadikan museum. Sepeda itu digunakan oleh Pak Fauna Sukma Prayoga untuk berkeliling dunia. Saat itu dan sampai kini Pak Fauna aktif di kepramukaan.
Nama Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia ada pada bagian depan. Juga pada mulut jalan kecil. Untuk menuju museum ini memang kita harus melalui jalan kecil yang hanya memuat satu mobil. Dari mulut jalan, jarak ke museum sekitar 100 meter.
Pak Fauna mengelilingi dunia dengan sepeda mulai 1985 hingga 1990. Negara pertama yang dikunjungi adalah Singapura. Selama lima tahun itu, Pak Fauna sudah berkunjung ke lima benua dan 87 negara.
Pak Fauna sangat beruntung ketika tiba di Arab Saudi bisa melaksanakan ibadah haji pada 1 Syawal. Ketika itu sedang ada pencucian kabah. Rupanya pemerintah setempat menghormati seorang musafir. Maka Pak Fauna diperbolehkan masuk ke dalam kabah. Padahal menurut aturan yang boleh masuk hanya raja, keluarga raja, dan tamu istimewa Kerajaan Arab Saudi. Baju yang dipakai ketika masuk kabah beserta surat-surat dari Kedutaan Besar Arab Saudi, ia pajang di dalam museum.
Banyak kenang-kenangan berharga diperoleh Pak Fauna disimpan di dalam museum. Â Surat-surat yang ia terima dari kedutaan besar, ia pajang. Begitu juga cendera mata, penghargaan, dan foto saat keliling dunia. Koleksi terbanyak berupa uang kertas dan uang logam (koin). Â
Kliping surat kabar yang memuat berita perjalanan Pak Fauna, ikut ditampilkan. Yang menarik, kisah perjalanan Pak Fauna telah dibukukan.
Sebenarnya museum sepeda sangat kecil. Namun sebagai museum motivasi, kita patut acungi jempol. Terutama sangat bermanfaat buat anak-anak muda yang gemar bertualang.
Bukan cuma museum. Pak Fauna memiliki areal yang cukup luas di dekat museum. Banyak orang sering datang, terutama para pramuka. Nah, di kala berkemah ini mereka sering mendatangi museum. "Semoga para generasi muda termotivasi," kata Pak Fauna.
Kehadiran museum ternyata membawa dampak ekonomi bagi penduduk sekitar. Mereka bisa berjualan saat ada kemah. Boleh dibilang ide unik seorang pramuka yang membawa kesejahteraan. Â
Meskipun museum pribadi, Pak Fauna tidak mengenakan tarif masuk. Jam kunjungan kadang-kadang bisa kapan saja, kalau Pak Fauna kebetulan sedang tinggal di sana. Soalnya Pak Fauna memiliki rumah di kota Serang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H