Banyak tanya jawab dalam acara itu. Rupanya para peserta sangat tertarik membuat komik. Ada delapan penanya, mereka ingin tahu tentang perbedaan komik manual dengan komik digital, cara mendapat gagasan, apakah menjadi komikus bisa memperoleh penghasilan, dan masih banyak lagi.
Seusai pemaparan, para peserta diberi kesempatan selama satu jam untuk praktik membuat komik, termasuk teksnya. Â Menggambar dilakukan di atas selembar kertas menggunakan pensil. Ada yang tampak serius, ada yang santai-santai saja. Materi komik tentu tentang Basoeki Abdullah. Sebelumnya, terlebih dulu diputar film animasi tentang perjalanan hidup Basoeki Abdullah.
Setelah karya mereka dikumpulkan, seluruh peserta diajak ke ruang bawah. Di tempat itu para peserta beserta jajaran Museum Basoeki Abdullah ditambah undangan, dijamu Ibu Maeva untuk buka puasa bersama.
Semoga apa yang dilakukan KPBMI dan Museum Basoeki Abdullah bermanfaat untuk generasi muda kita.***