Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngabuburit Budaya di Museum Nasional Sambil Belajar Aksara Jawa Kuno

29 Mei 2018   17:47 Diperbarui: 30 Mei 2018   05:53 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta dan panitia Sinau Aksara dan Bedah Prasasti berfoto bersama (Foto: Dewi Trisna)

Untuk kedua kalinya Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) menyelenggarakan Sinau Aksara dan Bedah Prasasti. Sinau merupakan kata populer untuk belajar. Kegiatan itu dilaksanakan di Museum Nasional pada Minggu, 27 Mei 2018. Berbeda dengan kegiatan pertama yang diadakan pagi hingga siang hari, kegiatan kali ini berlangsung siang hingga sore hari dan diakhiri dengan buka puasa bersama. Maklum, kita masih berada dalam bulan suci Ramadhan. Jadi melakukan Ngabuburit Budaya di Museum Nasional. Pas Museum Nasional pun masih mengadakan serangkaian kegiatan sehubungan dengan Hari Museum Internasional setiap 18 Mei.

Kegiatan sinau memang kami rencanakan sejak lama. Untuk sementara kami laksanakan setiap dua bulan. Mendatang kegiatan akan berlangsung pada Juli. Dalam kegiatan ini kami didukung oleh Museum Nasional serta Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Pengarahan dan pembukaan kegiatan dilakukan oleh Bapak Judi Wahjudin, mewakili Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Pengajar Sinau Jawa Kuno (kiri) dan Pak Judi Wahjudin sedang memberikan sambutan (kanan)/Dokpri
Pengajar Sinau Jawa Kuno (kiri) dan Pak Judi Wahjudin sedang memberikan sambutan (kanan)/Dokpri
Kalau pada kegiatan pertama materi berupa aksara Pallawa, kegiatan kedua mengambil tema aksara Jawa Kuno. Museum Nasional menjadi tempat acara karena di museum itu banyak terdapat koleksi prasasti, baik batu maupun logam, yang berasal dari belasan abad lampau. Batu bertulis atau batu bersurat, demikian orang sering menyebut, ditulis dalam berbagai jenis aksara kuno.

Para pengajar sinau masih tetap sama seperti sebelumnya, yakni Sri Ambarwati atau biasa disapa Ami dan Fifia Wardhani atau Fifi. Keduanya merupakan arkeolog yang mengambil spesialisasi epigrafi. Boleh dikatakan epigrafi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk-beluk aksara kuno dan bahasa kuno.

Mengenal aksara kuno lewat panel dan prasasti (Foto: Dewi Trisna)
Mengenal aksara kuno lewat panel dan prasasti (Foto: Dewi Trisna)
Minat masyarakat

Ternyata minat masyarakat awam untuk mengikuti kegiatan sinau aksara amat besar.  Begitu dibuka pendaftaran lewat google form di internet, langsung masyarakat mengisi form tersebut. Dalam empat jam saja, pendaftar berjumlah 470. Terpaksa kami tutup, karena kuota hanya 70 peserta. Sebagai komunitas, kami memang terkendala biaya untuk konsumsi dan sebagainya. Maklum bukan kegiatan komersial, tapi edukasi.

Mbak Fifi sedang memberikan penjelasan tentang aksara kuno (Dokpri)
Mbak Fifi sedang memberikan penjelasan tentang aksara kuno (Dokpri)
Banyak tanya jawab dalam seksi pemaparan. Jelas karena ini kegiatan unik dan langka. Setelah pemaparan tentang sejarah aksara Jawa Kuno, peserta diajak melihat prasasti di lantai 2 ruang pamer Museum Nasional. Peserta dibagi dalam dua tim, yakni tim Ami dan tim Fifi.

Antusiasme masyarakat terlihat dari kunjungan ke ruang pameran. Banyak bertanya mereka lakukan. Ami dan Fifi banyak pula memberikan penjelasan.

Mbak Ami sedang memberikan penjelasan tentang aksara kuno (Dokpri)
Mbak Ami sedang memberikan penjelasan tentang aksara kuno (Dokpri)
Latihan

Ketika melakukan registrasi, setiap peserta diberikan tabel aksara Jawa Kuno. Ini untuk pegangan mereka. Tabel ini sangat bermanfaat ketika mereka melakukan latihan menulis nama sendiri. Kelihatannya memang mudah, ternyata praktik di lapangan agak berbeda.

Meskipun masih sulit, ternyata ada beberapa peserta yang mampu menuliskan nama sendiri agak lancar. Ketika diluncurkan kuis untuk menulis nama dalam aksara Jawa Kuno, beberapa peserta mampu melakukannya. Mereka dihadiahi komik terbitan kerja sama KPBMI dan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Dari latihan menulis hingga buka bersama (Dokpri)
Dari latihan menulis hingga buka bersama (Dokpri)
Menjelang buka puasa kegiatan berakhir. Seluruh peserta berbuka bersama secara lesehan. Belajar sekaligus bersilaturahim telah usai. Yang tadinya belum bisa, menjadi bisa. Yang tadinya belum kenal, menjadi kenal. Semoga kita bertemu lagi pada kegiatan mendatang.***  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun