Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Koin Rp 1.000 yang Ditawarkan Jutaan, Di Mata Numismatis Hanya Berharga Ribuan

28 April 2018   18:08 Diperbarui: 28 April 2018   18:14 13389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai harga dan berita tentang koin kelapa sawit diambil dari google

Masih saja banyak warga yang ngeyel, ingin menjual koin Rp1000 bergambar kelapa sawit dengan harga mahal. "Koin ini sekarang sudah tidak diproduksi lagi loh," kata seorang perempuan. "Saya lihat di online dijual Rp6 juta, khusus untuk bapak saya jual Rp5 juta saja," kata seorang lelaki.

Sebagai numismatis atau kolektor mata uang, tentu saja saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sejak lama memang banyak warga selalu menganggap uang lama berharga tinggi. Padahal di mata numismatis, harga sebuah koleksi tergantung tingkat kondisi atau grade. Artinya apakah kondisi uang itu mengkilap, agak kotor, ada goresan, dan sebagainya. 

Patokan harga pun sudah terdapat dalam buku katalogus. Biasanya ada tiga kondisi yang termuat dalam buku itu. Sebagai contoh, taruhlah yang kondisi "prima" berharga Rp200.000. Mungkin saja yang kondisi "bagus" Rp175.000 dan kondisi "lumayan" Rp100.000 untuk jenis uang yang sama.

Koin kelapa sawit (Foto: bi.go.id)
Koin kelapa sawit (Foto: bi.go.id)
Bimetal

Koin kelapa sawit, begitulah para numismatis menyebut, memang unik. Koin ini terbuat dari dua bahan, sehingga disebut bimetal. Logam yang digunakan perunggu dan nikel. Pertama kali koin ini terbit pada 1993 dan terakhir pada 2000.

Koin ini memiliki berat 8,60 gram dengan ketebalan 2,40 milimeter. Diameter bagian luar 26 milimeter dan diameter bagian dalam 18 milimeter. Tulisan "kelapa sawit" terdapat pada satu bagian. Di sebelahnya terdapat gambar Garuda Pancasila.

Luar biasa

Entah siapa yang menyebarkan "mitos" koin kelapa sawit sehingga berharga tinggi. Lihat saja iklan-iklan di situs-situs jual beli. Ada yang menawarkan Rp1 juta, bahkan Rp5 juta hingga Rp14 juta. Karena iklan seperti inilah banyak warga ikut-ikutan ingin kaya mendadak.

Soal "kehebatan" koin kelapa sawit juga ditulis beberapa media daring dan media cetak. Media elektronik seperti televisi pun ikut-ikutan menampilkan berita. Namun menurut berita beberapa media, tampaknya belum ada orang yang membeli koleksi yang ditawarkan.

"Sementara beberapa penjual memasang harga lebih murah. Bahkan ada penjual yang memasang harga cuma Rp2.000-an sekeping. Akibatnya sudah banyak yang memesan dan memberikan ulasan," demikian rangkuman dari sejumlah media daring. Yah memang harga sekeping paling ribuan rupiah.

Berbagai harga dan berita tentang koin kelapa sawit diambil dari google
Berbagai harga dan berita tentang koin kelapa sawit diambil dari google
Cerita

Berita tentang "kehebatan" koin kelapa sawit rupanya cepat tersebar. Banyak komentar dari tulisan-tulisan di media daring. "Saya punya 20 keping, ke mana menjualnya," demikian salah satu komentar. "Saya punya 40, susah gak jualnya," komentar yang lain. Entah sudah berapa kali cerita fantastis tentang uang-uang lama Indonesia beredar di masyarakat.

Sekadar gambaran, saya membeli coins set 1945-2010 tidak sampai Rp150.000. Di dalam coins set itu terdapat koin kelapa sawit. Saya sendiri sebagai numismatis punya sekitar 10 keping dari berbagai emisi. Kalau ada yang mau Rp2 juta sekeping tentu saya segera jual. Bakalan kaya mendadak saya...hehehe...

Nah, jangan terlalu percaya bualan orang-orang di media daring yah. Tanya kebenarannya pada numismatis karena mereka yang lebih tahu harga pasaran sesuai katalogus.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun