Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Status Warisan Dunia Bisa Dicabut

17 April 2018   20:45 Diperbarui: 17 April 2018   20:45 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bincang budaya bersama Prof. Fauzi (Dokumentasi Pribadi)

Menyambut Hari Warisan Dunia 18 April 2018, Subdirektorat Program, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan berbagai kegiatan. 

Acara diawali dengan pembukaan pameran pada Senin, 16 April 2018. Hari ini, Selasa, 17 April 2018, berlangsung Bincang Budaya dengan narasumber Prof. Dr. T.A. Fauzi Soelaiman. Beliau pernah menjadi Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO di Prancis.

Bincang-bincang berlangsung santai. Pak Fauzi mengemukakan situs warisan Indonesia dalam daftar warisan dunia. Yang sudah menjadi Warisan Budaya Dunia adalah Kawasan Candi Borobudur, Kawasan Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, dan Lanskap Budaya Provinsi Bali berupa Sistem Subak. Yang sudah menjadi Warisan Alam Dunia adalah Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Lorents, dan Hutan Hujan Tropis Sumatera.

Para penanya yang memperoleh hadiah buku (Dokumentasi Pribadi)
Para penanya yang memperoleh hadiah buku (Dokumentasi Pribadi)
Warisan bawah air

Banyak pertanyaan terlontar dari para pelajar dan mahasiswa. Misalnya bagaimana nasib warisan budaya dari bawah air yang rawan dicuri. Menurut Pak Fauzi, karena perairan kita sangat luas maka sulit dilakukan pengawasan. Untuk itu perlu peran serta masyarakat, dengan melaporkan kegiatan-kegiatan yang mencurigakan.

Ada pula pertanyaan mengapa keris dan batik menjadi warisan takbenda padahal benda-benda itu berbentuk. Pak Fauzi menjelaskan, yang dimaksud batik bukan bentuk barangnya tapi prosesnya, seperti filosofi warna, teknologi, bahan pewarna, dan teknik pembuatan.

Seorang pelajar SMA bertanya apakah mungkin status sebuah situs yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia bisa dicabut. Menurut Pak Fauzi, hal itu bisa terjadi. Pertanyaan tentang situs yang menjadi korban peperangan juga ditanyakan seorang pelajar.

Pada bagian lain Pak Fauzi menceritakan beberapa situs yang gagal menjadi warisan dunia, di antaranya Kota Tua Jakarta. Situs-situs yang diajukan itu, menurut Pak Fauzi,  masuk ke dalam istilah tentative list di World Cultural Heritage. Sayang ada beberapa situs dikeluarkan dari daftar tentative list karena dianggap kurang memenuhi syarat.

Penyerahan dua komik karya Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (Foto: Berthold Sinaulan)
Penyerahan dua komik karya Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (Foto: Berthold Sinaulan)
Capaian Indonesia

Selama menjadi anggota UNESCO, capaian Indonesia sudah lumayan banyak. Banyak situs, elemen, dokumen, biosfir, geoparks, dan UNESCO Prizes sudah terdaftar dalam World Heritage List, Intangible Cultural Heritage, Memories of theWorld, dan UNESCO Global Geoparks.

Menurut Pak Fauzi, ada beberapa karya seni Indonesia yang disumbangkan ke UNESCO, yakni lukisan Kumbakarna, miniatur Candi Borobudur, dan miniatur patung Garuda Wisnu Kencana. Karya seni baru yang sudah disetujui adalah miniatur kawasan Candi Prambanan, relief Samudraraksa dari Borobudur, Replika tengkorak Sangiran-17, dan angklung robot.

Banyak peserta bertanya tentang ini itu kepada Pak Fauzi. Mungkin ada sepuluh penanya dalam kegiatan itu. Setiap penanya memperoleh hadiah buku dari Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Dalam kesempatan itu perwakilan dari undangan, Salam, anggota Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) memberikan kenang-kenangan dua buah komik kepada Pak Fauzi.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun