St. Prabawa Dwi Putranto memaparkan "Model Manajemen Sumber Daya Budaya Bawah Air Terintegrasi di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah". Â Menurut Prabawa, kontak budaya dan sejarah yang panjang banyak meninggalkan warisan budaya, yang sebagian besar terpendam di dalam tanah dan tenggelam di dasar laut. Warisan budaya bawah air di perairan Kepulauan Karimunjawa menjadi kajian Prabawa.
Saat ini, menurut Prabawa, upaya perlindungan terhadap Kawasan Karimunjawa dilakukan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa. Akan tetapi pelestarian terhadap sumber daya budaya bawah air Karimunjawa belum dilakukan secara menyeluruh. Untuk itu Prabawa mengusulkan sebuah model manajemen yang terintegrasi yang dilakukan secara bersama untuk pelestarian sumber daya alam dan budaya.
"Tujuan dari bentuk pengelolaan ini adalah untuk meminimalisasi perbedaan kepentingan yang sering terjadi dalam upaya pelestarian," katanya.
Andriyati Rahayu meneliti tentang "Kehidupan Kaum Agamawan Masa Majapahit Akhir: Tinjauan Epigrafis". Â Penelitian itu dilatarbelakangi ditemukannya prasasti-prasasti pendek dengan angka tahun dari situs Pasrujambe dan Sukuh. Prasasti-prasasti pendek itu memiliki karakter yang berbeda dari prasasti masa Majapahit pada umumnya.
Prasasti-prasasti pendek itu tidak mempunyai struktur lengkap seperti layaknya prasasti sima dan isinya bukan merupakan maklumat raja melainkan nama dewa, nama tempat, tokoh, nasihat keagamaan, dan peristiwa.
Menurut Andriyati, prasasti-prasasti pendek itu dihasilkan oleh kaum agamawan yang hidup di tempat-tempat sunyi. Dinyatakan lagi, ada suatu komunitas keagamaan di Pasrujambe yang menganut agama Shiva Pasupata. Sementara dari prasasti Sukuh diketahui bahwa kaum agamawan harus melalui upacara penahbisan.
Kalau keempat pemateri di atas berpendidikan arkeologi, Taqyuddin beda sendiri. Ia berpendidikan S-1 Geografi. Disertasi arkeologinya berjudul "Rekonstruksi Lanskap Arkeologi Pertanian Masa Jawa Kuno  (Abad VIII-XI)". Taqyuddin mendasarkan penelitian tersebut pada isi prasasti, lokasi candi, dan relief candi. Ternyata penelitian tersebut berhasil menunjukkan keahlian lokal masyarakat Jawa kuno.
Menurut Taqyuddin, analisis arkeologi dan analisis keruangan dapat menunjukkan bahwa berbagai jenis pangan, tradisi pangan, jenis pengolahan tanah, pengolahan bahan pangan, profesi, dan pejabat terkait dengan pengelolaan tanah, teknologi atau alat yang disebutkan untuk mendukung budaya pertanian masa lalu.