Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Jejak Letusan Gunung Merapi di Ketep Volcano Centre

21 Maret 2018   09:55 Diperbarui: 21 Maret 2018   10:14 2014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi bebatuan di KTC (Dokpri)

Di Kabupaten Magelang terdapat beberapa obyek wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya dan lainnya. Di akhir Februari 2018 lalu saya diajak beberapa teman mengunjungi Ketep Pass. Buat saya nama Ketep Pass masih terasa asing. Ternyata merupakan obyek wisata alam kegunungapian khususnya Gunung Merapi.

Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan, tepatnya pada ketinggian 1.200 meter dpl. Terasa dingin di sana. Untung saya membawa jaket. Sayang karena udara berkabut, saya tidak sempat melihat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Area Ketep Pass mencapai luas 8.000 meter persegi. Fasilitas yang terdapat di sana adalah gardu pandang, Ketep Volcano Centre (KTC), teropong, restoran, pelataran, dan panca arga. Pembangunan obyek wisata Ketep Pass diprakarsai oleh Gubernur Jawa Tengah waktu itu, H. Mardiyanto. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 17 Oktober 2002.

Koleksi bebatuan di KTC (Dokpri)
Koleksi bebatuan di KTC (Dokpri)
Museum Merapi

Di sini yang menarik perhatian saya adalah Ketep Volcano Centre (KTC). Boleh dibilang ini semacam Museum Merapi. Nama Merapi memang sudah terkenal ke seluruh dunia karena letusannya yang mahadahsyat.  KTC menyajikan berbagai informasi mengenai Gunung Merapi. Jadi jejak letusan Merapi ada di sini.

Bangunan KTC berbentuk melingkar, luasnya sekitar 500 meter persegi. Isinya berupa miniatur Gunung Merapi, sejarah meletusnya Gunung Merapi, contoh batuan sisa erupsi dari tahun ke tahun, informasi tentang lahar dingin, foto-foto dokumentasi letusan Gunung Merapi, komputer interaktif tentang dokumen kegunungapian, dan peralatan yang digunakan untuk memantau gunung.

Foto-foto aktivitas Gunung Merapi (Dokpri)
Foto-foto aktivitas Gunung Merapi (Dokpri)
Ramai

Sewaktu Gunung Merapi sangat aktif, masyarakat ramai datang ke sini untuk memperoleh informasi. Ketika itu KTC seperti museum hidup yang beroperasi 24 jam. "Wah dahsyatnya Merapi ketika itu bagaikan halilintar bersahut-sahutan," kata seorang petugas menggambarkan.

Kalau cuaca tidak berkabut, Merapi bisa dilihat memakai teropong. Banyak pengunjung Ketep Pass ingin melihat Merapi dari kejauhan sekaligus menjawab keingintahuan mereka. Sebanyak dua teropong berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang. Dengan alat ini pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan panorama alam di sekitarnya.

Papan penunjuk di pelataran (Dokpri)
Papan penunjuk di pelataran (Dokpri)
Mudah dijangkau

Obyek wisata Ketep Pass cukup mudah dijangkau. Obyek ini berjarak 17 km dari Blabak Magelang ke arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Boyolali, 32 km dari Salatiga melalui Kopeng, dan 30 km dari Candi Borobudur.

Obyek ini buka setiap hari. Tiket masuk area dan museum Senin hingga Sabtu Rp10.500 dan Minggu/libur nasional Rp12.500, termasuk tiket asuransi pengunjung Rp500. Ketep Pass terletak di Jalan Blabak Boyolali km 16 Ketep, Sawangan, Magelang. Jika ingin berkunjung silakan kontak ke 0811-264-0046 atau 0858-6984-9199.***

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun