Epigrafi berasal dari bahasa Yunani, epi = atas; graphein = tulisan, secara harfiah berarti "tulisan di atas", atau ilmu yang mempelajari tulisan-tulisan di atas bahan yang keras seperti batu dan logam. Sejajar dengan epigrafi adalah paleografi, berasal dari bahasa Yunani, palaeo = kuno, tua; graphein = tulisan. Diartikan sebagai ilmu yang berusaha menentukan bentuk dan evolusi huruf-huruf  melalui tulisan pada zaman atau abad mana prasasti dikeluarkan.
Temuan prasasti tertua menunjukkan dimulainya masa sejarah di Indonesia, yakni  batu bertulis di Muarakaman, Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut bertarikh abad ke-4 Masehi. Batu bertulis yang biasa disebut prasasti ini berbentuk tugu atau yupa dibuat atas perintah Raja Mulawarman.
Selain prasasti asli, ada juga dikenal prasasti tinulad. Dalam bahasa Jawa Kuno tulad = tiru. "Ada kalanya jika tulisan dalam prasasti itu dianggap penting, oleh penguasa pada masa itu, tulisan tersebut ditulis ulang (tinulad) pada bahan lain yang biasanya cepat rusak. Misalnya daun lontar, kertas dahluang, kulit kayu atau kulit hewan," kata Fifi.
Bahasa awal yang digunakan dalam prasasti berasal dari India, yaitu Sanskerta. Setelah abad ke-5 Masehi, aksara dan bahasa yang digunakan mengalami perubahan. Misal aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Bahasa yang digunakan pun beragam, antara lain Jawa Kuno, Sunda Kuno, Melayu Kuno dan Bali Kuno.Â
Setelah pemaparan, peserta sinau diajak melihat prasasti di lantai 2 dan lantai 3. Di situ terjadi interaksi antara peserta dan pemateri. Mereka ingin mengetahui lebih jauh aksara Pallawa. Ami dan Fifi tekun menjawab keingintahuan peserta.
Sesuai jadwal, mereka harus kembali ke auditorium untuk latihan menulis nama masing-masing menggunakan aksara Pallawa. Sebelumnya panitia sudah membagikan tabel aksara Pallawa tersebut.
Memang belajar aksara dan bahasa kuno tidak cukup sehari. Perlu latihan berulang-ulang. Direncanakan Mei mendatang KPBMI akan menyelenggarakan sinau ke-2. Semoga para peserta masih antusias.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H