Sejak lama dua hobi yang banyak digeluti masyakarat adalah filateli dan numismatik. Filateli mencakup prangko, sampul hari pertama, dan carik kenangan. Sementara numismatik mencakup uang kertas dan uang logam. Sebenarnya masih ada lagi bagian-bagian dari filateli dan numismatik. Namun yang paling populer tetap prangko dan mata uang.
Yang membedakan keduanya adalah prangko terbit setiap tahun, terutama dikaitkan dengan momen-momen penting. Selalu ada jadwal penerbitan prangko yang ditunggu-tunggu para filatelis. Sebaliknya mata uang tidak diterbitkan setiap tahun, bahkan dua tahun pun belum tentu. Untuk itulah para numismatis mencari jalan lain untuk menambah perbendaharaan koleksi mereka.
Nomor kembar
Jelas perbendaharaan koleksi para numismatis sulit bertambah. Kalau semula sasaran numismatis hanya uang-uang yang pernah ditarik dari peredaran---istilahnya uang lama---maka kemudian beralih ke nomor-nomor cantik. Nomor-nomor cantik pada uang kertas baru, tentu saja yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, sejak beberapa tahun lalu banyak diburu sejumlah numismatis.
Memang banyak sebutan terhadap uang seperti itu. Sebagian numismatis menyebutnya uang fancy atau uang unik. Sebagian lagi mengatakan uang solid, uang istimewa, dan uang langka.
Uang kertas bernomor cantik ada berbagai macam, misalnya angka-angka awal atau angka kecil (000001-000009)---termasuk kebalikannya (100000-900000), angka berurutan ke atas dan ke bawah (contoh 123456 dan 987654), dan angka kembar (111111-999999). Biasanya harga jual koleksi jenis ini beberapa kali lipat dari nilai nominalnya. Yang penting, tergantung tingkat kondisi uang tersebut.
Sering kali yang diburu para numismatis adalah koleksi yang berkategori prima atau uncircullated (Unc). Istilah Unc mengacu kepada koleksi yang kaku dan belum ada cacat, seperti gepokan uang yang baru diedarkan oleh Bank Indonesia. Kalau di bawah kondisi Unc, seperti Extra Fine (EF), Fine (F), dan Good (G) tentu harganya lebih murah.
Masyarakat awam
Diliriknya koleksi bernomor cantik mendapat perhatian juga dari masyarakat awam. Lihat saja iklan-iklan di situs jual beli macam bukalapak.com. Supaya dianggap "unik" mereka menyebutnya uang kuno. Saking awamnya mereka dan juga terpengaruh iklan-iklan lain, mereka memasang harga yang di mata numismatis "gila dan gak wajar". Bayangkan, mereka memasang harga hingga puluhan juta rupiah selembar untuk yang bernomor kembar.
Dari sekian banyak angka kembar, angka 888888 dan 999999 dipandang lebih menarik. Kemungkinan dikaitkan dengan angka keberuntungan. Namun sebenarnya sama saja. Uang bernomor kecil, berurutan , atau kembar memiliki "nilai tambah" bagi numismatis. Saya lihat memang ada yang masih wajar, uang nominal Rp20.000 bernomor 888888 terjual Rp450.000. Saya yakin pemasang iklan adalah masyarakat awam yang ingin kaya mendadak. Numismatis, apalagi yang profesional, sudah memiliki situs khusus.
Sekadar gambaran, saya pernah ditawarkan uang kertas baru bernomor 888888 dengan harga Rp2,5 juta. Saya lihat fotonya, ada tanda-tanda lipatan pada koleksi itu, bahkan kotor. Memang nomornya unik, namun menurut saya berdasarkan grade umum, kondisi koleksi itu Good (lumayan). Jelas menurunkan nilai jual.
Cerita "mitos", dimaharkan, dan berharga jual super sudah pasti akan "merusak" dunia numismatik. Betapa pun, maraknya dunia digital, membuat masyarakat awam mudah mengiklankan koleksinya dengan harga tinggi. Mungkin hanya satu harapannya, syukur-syukur bisa terjual tinggi. Tantangan buat para numismatis untuk memberi pemahaman kepada masyarakat awam.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H