Meskipun sudah almarhum, nama pelukis Basoeki Abdullah tetap terkenal dan dikenang. Lukisannya banyak dikoleksi lembaga dan perorangan di sejumlah negara. Diperkirakan ada koleksi lukisan beliau yang berharga jual Rp200 miliar. Wow, luar biasa.
Lukisan Basoeki Abdullah memang sulit tertandingi oleh pelukis Indonesia masa kini. Daya kreativitasnya selalu ada untuk melukis apa pun.
Bakat melukis Basoeki Abdullah (1915-1993) sudah terlihat sejak kecil. Ia mewarisi bakat ayahnya, Abdullah Suriosubroto. Ketika masih berusia empat tahun, Basoeki sudah mulai mencorat-coret kertas. Salah satu hasil karyanya, tokoh Mahatma Gandhi, terpajang di Museum Basoeki Abdullah. Â Bahkan menjadi maskot museum, karena lukisan tersebut dibuat pada saat usia Basoeki sepuluh tahun.
Di Museum Basoeki Abdullah pula lukisan-lukisan Basoeki Abdullah terpajang. Dari koleksi-koleksi itulah kita tahu kehebatan seorang maestro. Ada lukisan yang bertema tokoh, apalagi Basoeki terkenal sebagai pelukis potret. Namun ada juga bertema flora, fauna, dan lain-lain. Yang jelas, namanya ide tidak mengenal tema. Â
Pendidikan formal Basoeki Abdullah diperoleh di HIS Katholik dan MULO Katholik di Solo. Pada 1933, ketika berusia 18 tahun, Basoeki memperoleh beasiswa untuk belajar di Academie voor Beeldende Kunsten (Akademi Seni Rupa) di Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, Basoeki mengajar seni lukis. Murid-muridnya antara lain Kusnadi yang kemudian dikenal sebagai pelukis dan kritikus seni rupa. Juga Zaini, pelukis impresionisme. Basoeki juga aktif dalam pusat kebudayaan milik pemerintah Jepang.
Pada 1948 Basoeki mengikuti sayembara melukis di Belanda. Di sana ia mampu mengalahkan 87 pelukis Eropa yang berpartisipasi. Sejak itu nama Indonesia mulai harum. Basoeki sendiri sering berkeliling Eropa untuk memperdalam seni lukis. Sampai kini tercatat sekitar 20 negara sudah mengoleksi lukisan Basoeki Abdullah.
Koleksi lukisan, apalagi yang berada di museum, tentu saja harus dirawat. Ini mengingat museum berfungsi sebagai lembaga pelestari. Beberapa lukisan Basoeki Abdullah pun pernah dirawat dan diperbaiki, istilahnya dikonservasi. Dengan kegiatan konservasi, lukisan buram bisa menjadi cantik. Bahkan bisa bertahan lebih lama.
Biasanya ada berbagai penyebab kerusakan koleksi lukisan. Antara lain cuaca sehingga koleksi berjamur, debu yang menyebabkan kotor, dan rayap. Hanya ahlinya yang bisa mengidentifikasi masalah tersebut. Kalau kotor saja mungkin lebih mudah dibersihkan. Masalah lebih besar kalau terjadi bolong-bolong kecil pada kanvas. Karena itu pekerjaan konservasi cukup mahal. Beberapa tahun lalu, konservasi lukisan Basoeki Abdullah dibantu tenaga-tenaga ahli dari Korea.
Selama bertahun-tahun Museum Basoeki Abdullah hanya menempati rumah tinggal warisan sang maestro. Pada saat itu hanya sedikit koleksi yang terpajang. Namun sejak akhir 2016 gedung baru bertingkat empat di samping gedung lama, mulai berfungsi. Â Kini pengunjung museum akan memperoleh kenyamanan. Sejumlah koleksi adikarya Basoeki Abdullah bisa dinikmati di gedung baru.
Museum merupakan tempat belajar informal. Meskipun begitu peranan museum sangat penting karena menawarkan pengalaman berharga. Dengan berkunjung ke Museum Basoeki Abdullah, maka pengunjung akan tahu betapa mahalnya ide dan  betapa rumitnya perawatan koleksi. Yang jelas, banyak informasi tentang maestro pelukis Basoeki Abdullah tersedia di museum ini.
Museum Basoeki Abdullah buka Selasa hingga Jumat pukul 08.30---16.00. Sabtu dan Minggu buka pukul 09.00---15.00. Perlu diingat, setiap Senin dan hari libur nasional museum tutup. Alamat museum Jalan Keuangan Raya No. 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Lebih jelasnya, lihat peta lokasi di atas. Selamat berkunjung dan semoga mendapat hal-hal baru dari sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H