Lama tidak ketemu karena berbeda instansi, kesibukan masing-masing, dan tinggal berjauhan. Namun akhirnya Sabtu, 3 Februari 2018 para anggota Ikatan Ahli Arkeologi Arkeologi (IAAI) komisariat daerah Jabodetabek berhasil mengadakan silaturahim. Acara berlangsung di Museum Nasional, Jalan Merdeka Barat.
IAAI merupakan organisasi profesi yang bersifat terbuka. Artinya bukan hanya untuk para arkeolog, tapi juga untuk lulusan arkeologi yang berkecimpung di berbagai bidang, termasuk swasta. Belum lagi lulusan bidang-bidang lain yang bekerja di instansi arkeologi atau museum, bahkan yang melakukan kegiatan di bidang yang berhubungan dengan arkeologi, seperti geolog, biolog, arsitek, hukum, dan teknik sipil.
IAAI sendiri berdiri pada 4 Februari 1976 di Bogor. Ketua IAAI pertama adalah R.P. Soejono. Mengacu pada istilah "Ahli Arkeologi" maka yang dimaksud adalah mereka yang membantu pekerjaan arkeologi asalkan berpendidikan Sarjana.
Silaturahim IAAI diikuti puluhan anggota yang masih aktif dan pensiunan. Sebagai perkenalan sekaligus pengenalan program, termasuk hasil-hasil yang sudah dicapai, Ketua Umum IAAI Pusat, Dr. Wiwin Djuwita memberikan sambutan. Selanjutnya Dedah R. Sri Handari, Ketua IAAI Komda Jabodetabek. Pada kesempatan itu Dedah memperkenalkan pengurus IAAI Komda Jabodetabek periode 2017-2020. Banyak anggota belum saling kenal. Yang yunior belum tahu siapa-siapa senior mereka. Yang senior belum tahu para anggota muda.
Sebagai nostalgia, panitia menayangkan slide show para anggota sejak awal, termasuk mereka yang sudah meninggal. Mengingat lulusan yang tidak begitu banyak dan banyak lulusan belum jadi anggota, maka sejak awal jumlah anggota IAAI Komda Jabodetabek ada 300-an dan yang meninggal 50-an.
Acara yang paling menarik adalah lelang. Barang-barang tersebut, antara lain kain batik, tas, kerajinan, dan lain-lain. Semuanya merupakan sumbangan para anggota. Hasil lelang seluruhnya diberikan untuk kas organisasi.
Para anggota juga diberikan kesempatan menjajakan barang atau produk sendiri, makanan, atau lainnya dalam bazar. Â Ada cemilan macam kentang dan bubur ketan hitam. Ada pula beras merah, beras hitam, kerajinan decoupage, kaos, tupperware, dan sandal. Bahkan ikut dijual buku-buku sumbangan beberapa instansi arkeologi dan penulis.
Meskipun bertajuk Silaturahim IAAI Komda Jabodetabek, pada kesempatan itu pengurus juga membuka pendaftaran untuk calon anggota. Maklum, mengingat calon anggota umumnya bekerja pada Senin hingga Jumat, pada Sabtu itulah baru berkesempatan bertemu dengan pengurus.
Menjadi anggota IAAI jelas penting karena sekarang apa-apa sertifikasi profesi. Yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi adalah organisasi profesi.
Sampai sekarang organisasi profesi IAAI memang belum banyak dikenal. Sebaliknya benda-benda arkeologi, seperti keramik kuno dan uang kuno, banyak diburu. Juga benda-benda kuno lainnya, sebagaimana tergambar dari banyaknya pencurian, termasuk koleksi museum.
Semoga nantinya IAAI menjadi organisasi profesi yang bergengsi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H