Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memprihatinkan, Banyak Koleksi Museum Kars Rusak Kena Banjir

21 Desember 2017   08:11 Diperbarui: 21 Desember 2017   18:52 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air itu mengalir begitu deras, lalu menyebar ke berbagai penjuru. Museum Kars Indonesia turut dimasuki. Maklum, lantai dasar (lantai 1) museum itu terletak agak rendah. Para karyawan museum, tidak mampu menyelamatkan koleksi karena air datang begitu cepat dan mendadak. Begitulah gambaran yang saya peroleh dari tayangan youtube.

Air bah melanda Museum Kars Indonesia pada 28 November 2017 lalu akibat siklon tropis Cempaka. Ketinggian banjir di dalam museum mencapai 1,5 meter. Akibat banjir,  banyak koleksi museum rusak sehingga memerlukan penanganan khusus. Beruntung, beberapa karyawan museum menyelamatkan diri ke lantai 2.

Museum Kars Indonesia kondisi 28 November 2017 (Sumber: youtube)
Museum Kars Indonesia kondisi 28 November 2017 (Sumber: youtube)
Memprihatinkan, air masuk ke kawasan itu melalui sungai dengan debit sangat besar. Padahal sungai di lokasi tersebut tak terlalu besar. Air meluap hingga menggenangi taman sekitar sungai atau sisi utara museum yang posisinya di dataran lebih rendah. Begitu laporan yang saya terima.

Kasus di Museum Kars Indonesia yang terletak di Wonogiri ini merupakan pelajaran berharga buat pengelola dan penyelenggara museum. Kedatangan bencana sukar diduga. Besar kecilnya dampak bencana juga kita tidak tahu. Untuk itu tentu perlu kesiapan peralatan keselamatan dan keamanan bangunan. Bahkan dana taktis atau apapun sebutannya untuk jaga-jaga terhadap keselamatan koleksi.

Yang saya ingat, Museum Kars Indonesia berada di bawah manajemen Museum Geologi dan Badan Geologi. Atau di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Semoga ada perhatian dari institusi induk. Saya harapkan juga ada bantuan dari museum-museum lain sebagai solidaritas.

Koleksi di lantai dasar museum sebelum kena musibah (Dokpri)
Koleksi di lantai dasar museum sebelum kena musibah (Dokpri)
Terbesar dan terunik

Museum Kars Indonesia diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Juni 2009. Tahun 2013 saya pernah mengunjungi museum itu.

Museum Kars Indonesia disebut-sebut sebagai museum terbesar dan terunik di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Kars (karst) merupakan istilah dari bahasa Yugoslavia yang merujuk pada wilayah yang terdiri atas batuan yang mudah larut, seperti batu gamping.

Kawasan Museum Kars Indonesia memiliki luas 24,60 hektar. Sungguh luar biasa dibandingkan kebanyakan museum. Kawasan itu dikelilingi beberapa situs gua dan luweng untuk wisata umum. Beberapa nama yang saya ingat adalah Gua Tembus, Gua Gilap, Gua Potro-Bunder, Gua Mrica, dan Gua Sonya Ruri. Untuk wisata petualangan, yang digunakan adalah Gua Sodong dan Gua Luweng Sapen.

Pengunjung di Museum Kars Indonesia (Dokpri)
Pengunjung di Museum Kars Indonesia (Dokpri)
Koleksi

Bangunan museum terlihat anggun. Di dalamnya terdapat lobi, ruang peraga, dan ruang serba guna. Ruang peraga terdapat di lantai dasar (lantai 1) dan lantai 2. Ruang serba guna bisa difungsikan sebagai ruang pemutaran film/teater atau ruang auditorium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun