Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pengelolaan Cagar Budaya

7 November 2017   22:18 Diperbarui: 8 November 2017   02:03 3053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri: Fadjar Ibnu Thufail dan penulis; kanan: Desse Yussubrasta dan Yunus Arbi (Foto: Sukowati)

Peran masyarakat

Masalah Pasar Cinde yang dibongkar demi Asian Games 2018 dan pembangunan beberapa fasilitas di Bukit Siguntang, ikut menjadi bahan diskusi. Mungkin ini karena ketidaktahuan mereka. Atau mungkin juga mereka tidak kooperatif.

Sistem registrasi nasional cagar budaya (Foto: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)
Sistem registrasi nasional cagar budaya (Foto: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)
Peran masyarakat jelas sangat dibutuhkan. Namun pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota tampaknya masih kurang peduli. Untuk itu pemerintah pusat telah membuat kriteria baru untuk memberikan bantuan kepada daerah. Yang utama dilihat apakah mereka sudah memiliki Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) atau belum. Kalau belum jangan harap dana akan turun.

Dalam diskusi juga disinggung siapa saja boleh melakukan pendaftaran cagar budaya. Peneliti boleh, masyarakat atau komunitas boleh. Pemkab atau pemkot juga boleh. Meskipun didaftarkan tiga kali, nanti akan dicari verifikasi yang paling lengkap.

Ada tiga hal penting tercakup dalam diskusi, yakni jangkauan informasi, pangkalan data hidup, dan standardisasi antarsitus. Kita harapkan diskusi awal ini melahirkan diskusi-diskusi berikutnya dengan memperluas peserta, misalnya dari kalangan perguruan tinggi, dinas terkait, dan komunitas.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun