Setiap bayi, batita, bahkan balita pasti pernah digendong oleh ibunya, kakaknya atau kerabatnya. Supaya tidak berat atau mengganggu aktivitas si penggendong, maka sering kali digunakan alat bantu. Alat bantu itu bisa kain yang disebut cukin, atau juga bahan-bahan yang dibuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan tempat tinggal. Misalnya anyaman dari tanaman tertentu dan kulit kayu. Menariknya, setiap suku bangsa memiliki gendongan kayu yang unik.
Berbagai jenis gendongan bayi bisa dilihat di Museum Nasional Jakarta mulai 19 Oktober 2017 lalu. Berbagai jenis gendongan bayi dan perlengkapan lain koleksi Museum Nasional Taiwan dan Museum Nasional Indonesia bisa disaksikan hingga 29 Oktober 2017 mendatang. Pameran itu bertajuk "Fertil, Barakat, Ayom", hasil kerja sama kedua museum dengan melibatkan Studiohanafi.
Cinta mendalam
Gendongan bayi merupakan benda yang berperan sebagai ikatan penting yang mewakili cinta mendalam dan perhatian sepenuh hati dari orang tua kepada anak-anak mereka. Nilai universal ini dimulai sejak lama dan telah diterapkan di masa lalu hingga sekarang. Orang-orang yang berbeda di berbagai daerah telah mengembangkan adat kebiasaan mereka, upacara, dan budaya berdasarkan nilai tersebut. "Benda-benda buatan tangan yang amat halus secara bertahap menjadi warisan budaya yang tak ternilai harganya," demikian Direktur Museum Nasional Prasejarah Taiwan, Lee Yu-Fen.
"Suatu hal yang tidak kalah pentingnya, pameran ini sekaligus menjadi ruang produksi pengetahuan bagi kita semua. Kita mendapatkan kesempatan untuk mengetahui lebih dalam mengenai jenis dan metode penggunaan gendongan bayi serta makna simbolik dari dekorasi pada gendongan bayi itu sendiri," kata Kepala Museum Nasional Indonesia, Siswanto.
Pada pameran saya melihat gendongan suku Yi dilengkapi bordir bunga dan corak tanaman. Koleksi dari etnis minoritas Zhuang bercorak bordir bunga dan burung. Ada selimut bedongan berbahan brokat dengan motif geometris.
Gendongan buatan suku Dong berbahan brokat dengan bordir pola geometris. Gendongan suku Shui terbuat dari kain perca. Motifnya bunga dan burung. Ada lagi gendongan orang Miao dan orang Han.
Dari Nusa Tenggara Timur ada gendongan yang disebut sarung. Melalui sarung anak tetap hangat dalam pelukan ibu. Sarung berfungsi pula untuk memudahkan ibu ketika menyusui anaknya.
Yang jelas banyak koleksi menarik, unik, dan jarang dijumpai dipamerkan di sana. Anda harus datang sendiri baru puas. Lewat gendongan bayi, kita bisa membayangkan perempuan yang berdedikasi dalam menyayangi bayi-bayi mereka. Bahkan menyaksikan karya seni atau kerajinan tangan soal keuletan dan kemahiran.***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H