Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dokumentasi Lawas Candi Borobudur di Pameran "Memory of the World"

14 Oktober 2017   21:16 Diperbarui: 15 Oktober 2017   08:48 2381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip yang sudah di-scan dan dicetak (Dokpri)

Sejak penemuannya pada 1814, Candi Borobudur telah mengalami beberapa kali pemugaran besar. Sebelum kemerdekaan 1945, catatan menyebutkan pemugaran dipimpin oleh Th. Van Erp. Pekerjaan ini dilaksanakan  pada 1907-1911. Meskipun dengan dana kecil dari pemerintah kolonial Belanda, beberapa bagian candi berhasil dipermak menjadi indah.

Namun karena belum menyeluruh, lambat laun banyak bagian candi menjadi rusak. Terutama karena cuaca yang ekstrem dan daya dukung lingkungan yang rendah. Ada bagian candi yang miring sehingga harus ditopang kayu penyangga. Ada lantai yang melesak karena air hujan masuk ke sela-sela batu. Belum lagi batu-batu yang terkena berbagai jenis 'penyakit' karena jamur dan alga.

Ketika itu Candi Borobudur sudah dikagumi dunia. Maka nestapa Candi Borobudur pun dirasakan oleh banyak negara. Berbagai pakar dari UNESCO turut membantu menangani Candi Borobudur. Begitu juga pakar-pakar Indonesia. Yang jelas, pakar-pakar konservasi, konstruksi, komputer, arsitektur, dan tentu saja arkeologi, terlibat di dalam pekerjaan mahabesar itu.

Bahaya keruntuhan

Pekerjaan pemugaran Candi Borobudur di era pasca kemerdekaan, dimulai pada 10 Agustus 1973. Karena kekurangan dana, banyak negara dengan sukarela membantu kita. Ada yang menerbitkan prangko khusus Candi Borobudur. Ada yang mementaskan kesenian. Ada juga yang menyelenggarakan pameran dengan topik "Candi Borobudur dalam bahaya keruntuhan".

Candi Borobudur berdiri di atas bukit yang dipangkas. Inilah persoalan teknis yang utama. Untuk menguatkan tubuh candi, tim pemugaran melakukan pengecoran dengan beton pada lantai candi.

Arsip yang sudah di-scan dan dicetak (Dokpri)
Arsip yang sudah di-scan dan dicetak (Dokpri)
Banyak kepala arca Buddha yang terlepas, berusaha dicarikan pasangannya ke badan mana. Beruntung, pekerjaan dibantu pakar komputer sehingga sejumlah kepala berhasil dipasangkan ke badan yang tepat. Purna pugar Candi Borobudur diresmikan oleh Presiden Soeharto pada Februari 1984. Selanjutnya pada 1991 Candi Borobudur disahkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia.

Ingatan Dunia

Awal 2017 lalu arsip pemugaran Candi Borobudur masa 1973-1983 diajukan ke UNESCO sebagai Memory of the World (Ingatan Dunia). Diterima atau tidaknya usulan itu baru diketahui pada akhir Oktober 2017 ini dari kantor pusat UNESCO di Paris.

Memory of the World merupakan program UNESCO yang dimulai pada 1992. Tujuannya untuk mengidentifikasi warisan dokumentasi di seluruh dunia yang memiliki makna penting. Visi program Memory of the World menyatakan bahwa warisan dokumentasi dunia adalah milik semua, harus sepenuhnya terpelihara, dan dapat diakses oleh semua tanpa hambatan karena berhubungan dengan kebudayaan. Misi dari program Memory of the World adalah memfasilitasi pelestarian, membantu akses yang universal, dan meningkatkan kesadaran dunia tentang keberadaan dan nilai penting warisan dokumentasi dunia.

Komite program Memory of the World memiliki 45 negara anggota, termasuk Indonesia. Komite dari Indonesia berada di bawah naungan LIPI dengan anggota pakar-pakar dari berbagai instansi.  

Pameran Ingatan Dunia

Untuk memberi gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan pemerintah terhadap Candi Borobudur, Balai Konservasi Borobudur sebagai penanggung jawab kelestarian Candi Borobudur, menyelenggarakan pameran Memory of the World di Museum Nasional pada 10-15 Oktober 2017.

Sebagai pengenalan, diceritakan sejarah penemuan Candi Borobudur. Ketika itu Gubernur Jenderal di Hindia-Belanda dijabat Raffles (1811-1816). Pada masa Raffles inilah Candi Borobudur mulai terkuak sedikit demi sedikit dari timbunan pepohonan dan semak belukar.

Batu candi yang hancur, menandakan betapa kuatnya bom 1985 (Dokpri)
Batu candi yang hancur, menandakan betapa kuatnya bom 1985 (Dokpri)
Pemugaran pertama oleh Van Erp pada 1907-1911 ditampilkan pada bagian awal. Pada bagian lain pengunjung dapat mengamati bagaimana derita Candi Borobudur ketika dibom pada 1985 dan ketika diselimuti abu vulkanik Gunung Merapi pada 2010.

Mayoritas isi pameran tentu saja aktivitas pemugaran tahap kedua 1973-1984. Sejumlah foto dan peralatan pendukung terpajang di bagian dalam. Ada kamera untuk dokumentasi. Ada mikroskop untuk memeriksa renik-renik pada batu. Sejumlah peralatan lain ikut dipamerkan.

Perlu diketahui, semua kegiatan selalu didokumentasikan. Menurut catatan Balai Konservasi Borobudur, pemugaran tahap kedua itu menggunakan 7.024 negatif kaca berukuran 9 x 12 sentimeter dengan ketebalan 2 milimeter. Pendokumentasian juga menggunakan slide atau film positif. Jumlahnya 13.512 lembar. Slide itu berukuran 2,5 x 3,5 sentimeter. Yang paling banyak adalah film negatif atau dikenal dengan nama lain, klise. Tercatat ada 65.741 lembar film negatif hitam putih dan berwarna. Ikut dipamerkan satu roll film selluloid. Beruntung, dokumentasi itu bisa dibuatkan alih media dalam bentuk digital.

Sebutan sebagai Warisan Dunia sudah disandang Candi Borobudur. Semoga nasib baik berada di pihak Candi Borobudur, sehingga dapat satu lagi sebutan, yakni Ingatan Dunia.***

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun