Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dokumentasi Lawas Candi Borobudur di Pameran "Memory of the World"

14 Oktober 2017   21:16 Diperbarui: 15 Oktober 2017   08:48 2381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip pemugaran Candi Borobudur ada pada berbagai media (Dokpri)

Pameran Ingatan Dunia

Untuk memberi gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan pemerintah terhadap Candi Borobudur, Balai Konservasi Borobudur sebagai penanggung jawab kelestarian Candi Borobudur, menyelenggarakan pameran Memory of the World di Museum Nasional pada 10-15 Oktober 2017.

Sebagai pengenalan, diceritakan sejarah penemuan Candi Borobudur. Ketika itu Gubernur Jenderal di Hindia-Belanda dijabat Raffles (1811-1816). Pada masa Raffles inilah Candi Borobudur mulai terkuak sedikit demi sedikit dari timbunan pepohonan dan semak belukar.

Batu candi yang hancur, menandakan betapa kuatnya bom 1985 (Dokpri)
Batu candi yang hancur, menandakan betapa kuatnya bom 1985 (Dokpri)
Pemugaran pertama oleh Van Erp pada 1907-1911 ditampilkan pada bagian awal. Pada bagian lain pengunjung dapat mengamati bagaimana derita Candi Borobudur ketika dibom pada 1985 dan ketika diselimuti abu vulkanik Gunung Merapi pada 2010.

Mayoritas isi pameran tentu saja aktivitas pemugaran tahap kedua 1973-1984. Sejumlah foto dan peralatan pendukung terpajang di bagian dalam. Ada kamera untuk dokumentasi. Ada mikroskop untuk memeriksa renik-renik pada batu. Sejumlah peralatan lain ikut dipamerkan.

Perlu diketahui, semua kegiatan selalu didokumentasikan. Menurut catatan Balai Konservasi Borobudur, pemugaran tahap kedua itu menggunakan 7.024 negatif kaca berukuran 9 x 12 sentimeter dengan ketebalan 2 milimeter. Pendokumentasian juga menggunakan slide atau film positif. Jumlahnya 13.512 lembar. Slide itu berukuran 2,5 x 3,5 sentimeter. Yang paling banyak adalah film negatif atau dikenal dengan nama lain, klise. Tercatat ada 65.741 lembar film negatif hitam putih dan berwarna. Ikut dipamerkan satu roll film selluloid. Beruntung, dokumentasi itu bisa dibuatkan alih media dalam bentuk digital.

Sebutan sebagai Warisan Dunia sudah disandang Candi Borobudur. Semoga nasib baik berada di pihak Candi Borobudur, sehingga dapat satu lagi sebutan, yakni Ingatan Dunia.***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun