Agustus merupakan bulan sibuk bagi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Ada berbagai kegiatan yang telah dan akan dilakukan. Yang sudah dilakukan antara lain lomba paduan suara lagu-lagu nasional. Yang sedang berlangsung pameran tokoh Ki Bagoes Hadikoesoemo (sampai 9 September 2017). Yang akan berlangsung adalah napak tilas proklamasi pada 16 Agustus 2017. Demikian menurut Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Agus Nugroho.
Di Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini terdapat berbagai koleksi yang berhubungan dengan rencana proklamasi pada 17 Agustus 1945. Juga kisah tentang proklamasi di berbagai daerah dan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Generasi muda tentu perlu datang ke sana. Lihatlah bagaimana pemuda-pemuda kita di masa itu berjuang untuk kemerdekaan.
Selain koleksi museum di ruangan lantai 1 dan lantai 2, di halaman bagian belakang terdapat sebuah lubang yang juga berkenaan dengan sejarah. Lubang itu berukuran sekitar 50 sentimeter x 50 sentimeter. Saat ini bagian mulutnya sudah disemen. Ketika pertama kali dibuat mungkin bentuknya tidak seperti itu.
Bunker di Museum Perumusan Naskah Proklamasi berukuran sekitar 5 meter (lebar) x 3 meter (panjang) x 1,5 meter (tinggi). Mengingat rumah ini milik Laksamana Maeda, kemungkinan dulu pernah digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga seperti dokumen kenegaraan. Maklum kala itu Maeda menjabat sebagai kepala penghubung Angkatan Laut dan Darat Jepang.
Ketika saya turun, terlihat luas bunker cukup lumayan. Kalau untuk bersembunyi bisalah untuk sepuluh orang. Di dalam bunker terlihat ada celah udara yang kini agak tertutup tanaman. Mengingat rumah ini dibangun pada 1927, tentu usia bunker sama dengan itu.
Menurut Jaka Perbawa dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, bunker merupakan bagian dari sistem keamanan rumah. Misalnya untuk perlindungan para pejabat Belanda jika suatu saat ada serangan bom dari pihak musuh.
Lorong
Saya mendengar informasi, dulu di dalam bunker ada lorong untuk kabur. Tapi ketika dijadikan museum, lorong tersebut ditutup. Memang sekilas tampak ada lubang kecil sebesar tubuh manusia. Masih minim informasi tentang bunker tersebut. Benarkah ada lorong untuk melarikan diri? Benarkah juga di bawah bunker sekarang ada bunker lagi?
Sedikit informasi saya peroleh dari Rochi D. Wawolangi. Dulu ia pernah bekerja di museum ini. "Sebelum adanya Undang-undang Benda Cagar Budaya 1992 saya pernah menggali di dalam bunker. Saya ingin tahu apakah ada jalan tembus ke belakang," kata Rochi baru-baru ini.
Selain itu Rochi ingin tahu apakah ada bunker lain di bawah bunker sekarang. Ia menggunakan bor di beberapa tempat untuk mengetahui adanya rongga. Ternyata semua bagian tanah padat, berarti tidak ada bunker lagi.
Bunker memang masih misteri, tapi itulah sejarah. Suatu waktu pasti akan terungkap apa fungsi bunker.
Penasaran dengan bunker? Silakan berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol no.1. Lokasinya dekat Gedung Bappenas, Masjid Sunda Kelapa, atau Taman Suropati loh.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H