Sungguh miris menyaksikan foto prasasti batu yang dikirimkan seorang rekan komunitas di Jawa Timur. Prasasti itu diletakkan di depan kandang kambing milik warga. Namanya Prasasti Kandang Kambing, demikian seorang rekan berseloroh.
Ternyata nama sesungguhnya adalah Prasasti Besole. Pemberian nama Besole disesuaikan dengan nama tempat ditemukannya prasasti tersebut yakni Dusun Besole, Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
"Prasasti ini sering didatangi teman-teman komunitas. Namun sebelumnya butuh pendekatan yang ekstra halus kepada pemilik lahan," kata Eko Wahyudi. "Saat itu bermodalkan satu batang rokok, saya bisa melihat prasasti," lanjut Eko.
Saat ini kondisi Prasasti Besole sungguh mengkhawatirkan. Terkesan sekali tidak terawat karena berada di antara rongsokan dan kandang kambing di pekarangan belakang milik warga.
Memang sebaiknya prasasti kuno tersebut ditempatkan secara layak. Mungkin di lokasi asli penemuan atau dipindahkan dan diberi pelindung. Taruhlah dibuatkan semacam gubuk atau cungkup agar terhindar dari panas, hujan, atau cuaca ekstrem. Kalau mau lebih aman, yah di dalam museum.
Raja Bameswara dari Kadiri
Prasasti Besole berbahan batu dengan tinggi 157 sentimeter dan lebar terlebar 83 sentimeter. Aksaranya terlihat sangat aus. Dari sisa aksara yang ada diketahui prasasti beraksara Jawa Kuno. Pada sisi depan dipahatkan candrakapala lancana dan angka tahun 1054/1051 Saka. Untuk mendapatkan tahun Masehi, kita harus menambahkan 78 tahun, jadi 1132/1129 Masehi. Terbaca aksara yang berbunyi "rumaksa praja" dan "cakrawartin". Diperkirakan prasasti tersebut dipahatkan atas titah Raja Bameswara dari Kadiri yang memerintah pada 1038---1056 Saka.
Dulu penduduk mempunyai kebiasaan unik setiap tahun. Mereka mengapur permukaan prasasti sehingga sejumlah aksara tertutup oleh lapisan kapur tebal. Sebagian besar aksara prasasti, sebagaimana penelitian Machi Suhadi dan Richadiana Kartakusuma (1996) diketahui sudah sangat tipis.
Struktur tersebut berjarak cukup dekat dengan Sungai Brantas yang merupakan jalur transportasi kuno. Mungkin saja bandar kuno terdapat di areal itu atau mengindikasikan Besole dan sekitarnya merupakan wilayah penting pada masa Kadiri. Yang paling sekarang tentu adalah menyelamatkan prasasti dari abad ke-11 ini ke tempat yang lebih aman. Kita harapkan Dinas Kebudayaan setempat mau memberikan perhatian karena prasasti itu merupakan peninggalan budaya yang mengandung informasi kesejarahan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H