Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pameran Jejak Maritim dan Nonton Bareng Film Gambar Cadas Menyambut Kongres Arkeologi

23 Juli 2017   05:47 Diperbarui: 23 Juli 2017   05:56 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar cadas (Foto: Feri Latief)

Menyambut kegiatan Kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA), dalam rangka memperkenalkan dunia arkeologi kepada masyarakat, para arkeolog menyelenggarakan Pameran Arkeologi di Botani Square, Bogor, pada 22-27 Juli 2017 selama jam buka mal. Selain itu Nonton Bareng Komunitas di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia, masih di Bogor, pada 22 Juli 2017 mulai pukul 19.00. 

Pameran Jejak Maritim Indonesia cukup mengundang keingintahuan pengunjung. Banyak koleksi dipajang dalam pameran itu, antara lain model perahu pinisi dan keramik hasil pengangkatan dari dasar laut. Koleksi itu milik Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Museum Bahari, dan Museum Nasional. Menyusun puzzle sangat antusias diikuti anak-anak.

Pemutaran film gambar cadas dalam acara nonton bareng, diikuti sekitar 200 peserta. Rangkaian acara diisi pula dengan diskusi cara memotret gambar cadas oleh fotografer Feri Latief dan diskusi gambar cadas oleh R. Cecep Eka Permana. Wayang Cepot turut memeriahkan acara.

Kongres dan PIA

Kongres IAAI dan PIA merupakan kegiatan rutin tiga tahunan yang akan diselenggarakan pada 24-27 Juli 2017 di Bogor.  Tempat pelaksanaan kegiatan bergantian. Pada 2014 Makassar menjadi tuan rumah Kongres IAAI dan PIA. Dihitung sejak 1976, kali ini merupakan kegiatan ke-14.

Anak-anak bermain ular tangga dalam pameran (Foto: Archangela Yudi Aprianingrum)
Anak-anak bermain ular tangga dalam pameran (Foto: Archangela Yudi Aprianingrum)
Kongres IAAI akan memberi perhatian pada persoalan-persoalan organisasi, termasuk penyesuaian organisasi seturut peraturan perundangan yang baru, masalah kode etik pelestarian bekerja sama dengan organisasi profesi terkait yaitu Masyarakat Sejarawan Indonesia dan Asosiasi Antropologi Indonesia, serta menyusun program kerja sama antarinstansi terkait pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya, termasuk temuan arkeologi bawah air.

Kongres juga akan membahas upaya sertifikasi ahli arkeologi, yang kini menjadi prasyarat dalam pelaksanaan berbagai kegiatan terkait arkeologi. Puncak kongres adalah pemilihan Ketua Umum IAAI periode 2017-2020. Pada periode sebelumnya (2011-2014 dan 2014-2017) Ketua Umum IAAI dijabat oleh Junus Satrio Atmodjo.

Perkembangan arkeologi kemaritiman

Tema yang diangkat dalam PIA adalah "Perkembangan Arkeologi Kemaritiman" dengan tujuh subtema yaitu Diaspora Masyarakat Maritim Nusantara, Lanskap Budaya Maritim,  Studi Budaya Maritim Indonesia,  Identitas Budaya Maritim Indonesia,  Peran Perempuan pada Budaya Maritim Indonesia,  Pelestarian Sumber Daya Arkeologi Maritim,  dan Pengembangan Wawasan Budaya Maritim di Museum, 

PIA bertujuan mempertajam keterampilan para anggota IAAI untuk mengemukakan hasil penelitian di forum besar bersifat nasional ini. Kali ini PIA membahas 65 makalah yang berasal dari para anggota yang tersebar di sembilan komisariat daerah (Komda) di seluruh Indonesia yaitu Komda Jabodetabek, Komda Jawa Barat/Banten, Komda DIY/Jawa Tengah, Komda Jawa Timur, Komda Bali/NTB/NTT, Komda Sumatera bagian Utara, Komda Sumatera bagian Selatan, Komda Kalimantan, dan Komda Sulawesi/Maluku/Papua.

Gambar cadas (Foto: Feri Latief)
Gambar cadas (Foto: Feri Latief)
Makalah PIA akan disajikan dalam tiga sidang komisi. Sementara dalam sidang pleno akan berbicara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, perwakilan Asosiasi Antropologi Indonesia, dan perwakilan Masyarakat Sejarawan Indonesia.

IAAI adalah organisasi profesi yang bersifat terbuka. Para anggota IAAI terdiri atas lulusan arkeologi dan non-arkeologi yang bekerja di instansi arkeologi atau yang membantu pekerjaan arkeologi. Organisasi ini berdiri pada 4 Februari 1976 di Cibulan, merupakan perluasan dari Studi Klub Arkeologi yang sebelumnya ada di Universitas Indonesia. R.P. Soejono terpilih sebagai Ketua Umum pertama IAAI.

Hingga 2017 ini IAAI telah dipimpin oleh enam orang yaitu R.P. Soejono (1976-1987), Hasan M. Ambary (1987-1995), Edi Sedyawati (1995-2002), Harry Truman Simanjuntak (2002-2005), Hari Untoro Drajat (2005-2011), dan Junus Satrio Atmodjo (2011-2017).  

Arkeologi sendiri sering disebut ilmu purbakala. Didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari manusia masa lampau melalui tinggalan-tinggalan budaya yang tersisa hingga masa sekarang. Ditinjau dari masanya, arkeologi Indonesia telah berjalan sangat panjang, dimulai pada masa Prasejarah (masa sebelum dikenalnya sumber tertulis). Masa Prasejarah berlangsung ribuan tahun yang lalu sampai sekitar abad ke-5, sejak ditemukannya prasasti Yupa yang berasal dari abad ke-5. Lanjut Masa Hindu-Buddha, dari abad ke-5 sampai kejatuhan Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-15. Masa Islam dan Masa Kolonial merupakan periode yang paling muda.

Pekerjaan arkeologi yang khas adalah ekskavasi atau penggalian. Tidak sembarang orang boleh melakukan ekskavasi karena dilindungi Undang-Undang Cagar Budaya tahun 2010. Dalam ekskavasi dikenal metode dan teknik khusus, tergantung tujuan ekskavasi dan jenis benda temuan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun