Dua hari belakangan ini media sosial ramai memperbincangkan wacana pembentukan Dewan Museum yang dikemukakan musisi Ahmad Dhani, yang katanya, didukung Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Dewan Museum akan bekerja di bawah Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies-Sandi. "Dewan Museum akan menjadikan Jakarta menjadi kota museum di Indonesia karena selama ini belum ada kota museum di Indonesia," demikian Dhani sebagaimana dimuat detik.com.
Lebih lanjut Dhani berujar, "Dewan Museum tentunya isinya pakarnyalah, ahli-ahli dalam dunia kemuseumanlah. Saya sama Fadli Zon adalah orang yang paling ahli di Jakarta dalam urusan museum".
Masih menurut detik.com, Dhani mengatakan, "Kalau musik banyak yang bisa, tarian banyak yang bisa. Kalau museum cuma saya dan Fadli yang bisa. Sama Kota Batu aja kalah".
Dikabarkan Dhani masuk menjadi salah satu anggota tim kerja wisata dan budaya Jakarta. Menurutnya selama ini pelestarian budaya dan pengembangan wisata di Jakarta belum terlalu bagus.
Museologi
Banyak komentar di media sosial rata-rata bernada negatif. Mereka tidak yakin kalau Dhani ahli museum. "Kita banyak lulusan Museologi (ilmu permuseuman), harusnya mereka dilibatkan," begitu komentar terbanyak.
Dhani pasti belum tahu. Di Jakarta memang banyak museum. Ada 60-an museum, terdiri atas museum yang dikelola pemerintah pusat, museum yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, museum yang dikelola institusi pemerintah/BUMN, museum swasta, dan museum pribadi. Pemprov DKI Jakarta sendiri hanya memiliki sembilan museum, yakni Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bahari, Museum Onrust, Museum Taman Prasasti, Museum Juang, Museum Tekstil, dan Museum M. H. Thamrin.
Mayoritas museum justru bukan menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta. Namun kalau Pemprov DKI Jakarta mau membantu museum-museum itu tentu akan diapresiasi mereka.
Pasti pengunjung belum mampu memperoleh informasi banyak tentang sebuah koleksi. Jantung sebuah museum adalah koleksi. Koleksi harus mampu bercerita banyak sehingga mencerdaskan masyarakat sekaligus mengundang keingintahuan masyarakat lain untuk melakukan riset terhadap koleksi tersebut.
Jadi mengapa harus ada Dewan Museum? Sebagaimana hasil diskusi Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI), di Jakarta banyak praktisi museum, akademisi, pakar, dan pemerhati museum yang berpengalaman. Mereka tergabung dalam organisasi profesi Asosiasi Museum Indonesia (AMI), khususnya AMIDA (AMI Daerah) Paramita Jaya (Perhimpunan Antar Museum di Jakarta Raya). Bahkan di tingkat pusat ada Subdirektorat Permuseuman di bawah Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Studi Banding
Yang saya tahu, para pengelola museum di bawah Pemprov DKI Jakarta pernah beberapa kali melakukan studi banding di mancanegara. Namun masalahnya, ketika mengajukan anggaran untuk membuat ini itu, misalnya gudang koleksi dan ruang edukasi, sebagaimana di negara yang dikunjungi, proposal yang diajukan ditolak oleh pejabat tertentu. Bukankah ini karena pejabat di atas kepala museum itu tidak tahu museum? Jelas buang-buang anggaran.
Saya tidak mau berpolemik soal Dhani jadi di Dewan Museum atau tidak. Dia belum bekerja kok, jadi tidak ada yang perlu diperdebatkan dulu. Kalaupun dia di Dewan Museum tentu harus ada koordinasi dengan institusi museum dan organisasi profesi museum.
Selain itu harus berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya dan Tim Sidang Pemugaran untuk masalah pelestarian arkeologi. Mengingat sejak lama banyak pembongkaran bangunan kuno karena derasnya pembangunan fisik, tentu tim di bawah gubernur baru DKI Jakarta harus bekerja sungguh-sungguh. Selama ini peninggalan arkeologi di Jakarta sudah banyak tergerus pembangunan dan tertutup hutan beton. Bahkan Studi Kelayakan Arkeologi untuk pembangunan fisik selalu diabaikan.
Sejak lama Jakarta telah menjadi 'Kota Gila' karena perobohan bangunan-bangunan lama direstui pemerintah pusat. Kita pernah kehilangan Hotel des Indes yang megah pada zamannya. Juga Gedung Societeit de Harmonie tempat nongkrong bule-bule kaya waktu itu.
Kita lihat kiprah Dewan Museum dan juga harusnya Dewan Arkeologi. Itu kalau benar-benar ada. Lestarikan budaya dan sejarah Jakarta. Kembalikan julukan "Ratu dari Timur". Semoga Dhani punya Dewan Museum, sehingga Jakarta tidak lagi menjadi "Kota Gila". Dalam waktu dekat yang harus dibenahi adalah pengelolaan Kota Tua Jakarta sehingga tidak dipenuhi pedagang dan pengamen.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H