Banyak hal yang diperhatikan para kolektor uang kuno atau numismatis dalam berkoleksi. Kelengkapan merupakan faktor penting, artinya memiliki nominal terkecil hingga terbesar. Di samping kelengkapan, tentu saja tingkat kondisi atau grade koleksi tersebut ikut menjadi pertimbangan.
Buat numismatis yunior atau kolektor pemula, memang agak sulit mendapatkan koleksi secara lengkap. Kalaupun ada, pasti harganya relatif mahal. Perlu diketahui, mata-mata uang bernominal kecil cukup mudah ditemui di pasaran. Nah, yang agak sulit adalah mendapatkan koleksi bernominal cukup besar. Apalagi dalam kondisi sangat bagus atau prima.
Salah satu seri uang kertas yang patut mendapat perhatian adalah seri Sudirman. Seri Sudirman merupakan seri terbanyak yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada 1968. Lengkapnya terdiri atas 11 lembar dengan nominal-nominal 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1000, 5000, dan 10000 rupiah.
Gambar muka seri Sudirman rata-rata sama, yakni wajah Sudirman memakai blangkon dilengkapi gambar Pancasila. Yang berbeda adalah gambar belakang. Sebagai contoh pada nominal satu rupiah berupa wanita mencungkil kelapa dan pada nominal lima rupiah berupa pembangunan bendungan.
Seri Sudirman merupakan emisi terlengkap yang diterbitkan sekaligus oleh Bank Indonesia. Setelah itu penerbitan seri uang kertas boleh dibilang tidak pernah lengkap satu seri.
Sudirman ditampilkan dalam uang kertas karena merupakan tokoh. Jenderal Besar Raden Soedirman, begitu lengkapnya, lahir pada 24 Januari 1916 dan meninggal pada 29 Januari 1950. Ia merupakan jenderal termuda. Sebagai penghormatan, pemerintah RI memberinya gelar Pahlawan Nasional. Saat ini nama Sudirman telah tersemat pada nama sejumlah ruas jalan, nama gedung, dan nama perguruan tinggi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H