Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Baru Pertama Kali Diadakan: Pameran Arsip Asli tentang Pancasila

2 Juni 2017   22:04 Diperbarui: 4 Juni 2017   20:46 4093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyambut Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni, tahun ini diselenggarakan pameran bertajuk Saya Indonesia, Saya Pancasila. Pameran pembukaan berlangsung 1 Juni 2017 di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri. Sebelumnya dilakukan upacara bendera dengan inspektur upacara Presiden Joko Widodo.

Sehari kemudian pameran dipindahkan ke Museum Nasional dengan materi sama seperti di Gedung Pancasila. Pembukaan pameran dilaksanakan pada 2 Juni 2017 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid. Turut memberikan sambutan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Mustari Irawan dan Direktur Sejarah, Triana Wulandari.

Arsip Foto dan Catatan
Sebagian besar materi pameran merupakan koleksi ANRI yang sebelumnya belum pernah dipamerkan. Materi tersebut asli. Namun untuk kepentingan pameran, materi tersebut diperbesar agar mudah dilihat dan dibaca.

Sebagian anggota BPUPKI dari berbagai etnis (Foto: ANRI)
Sebagian anggota BPUPKI dari berbagai etnis (Foto: ANRI)
Banyak hal penting bisa dinikmati dalam pameran. Pengunjung bisa melihat arsip-arsip dengan nilai kesejarahan tinggi tentang agenda acara sehari sebelum pelaksanaan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 27 Mei 1945. Materi selanjutnya susunan acara pembukaan sidang BPUPKI 28 Mei 1945. Ada pula sebagian foto wajah pimpinan sidang dan anggota BPUPKI. Nah, kalau kita lihat wajah-wajah yang terpampang, jelas menunjukkan kebinekaan. Pemerhati atau pencinta sejarah pasti mengetahui nama-nama seperti Radjiman Wedyodiningrat, H. Agus Salim, Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, A.A. Maramis, Soekarno, dan Oey Tiong Tjoei. Mereka berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa.

Pada 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai usulan nama Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Selanjutnya ada rancangan akhir Preambule (Pembukaan UUD 1945) dan rancangan akhir Batang Tubuh UUD 1945. Yang jelas, ada lebih dari 50 koleksi foto dan catatan—yang masih ditulis tangan dan ditik dengan mesin tik jadul—disertakan dalam pameran yang berlangsung hingga 15 Juni 2017.

Instansi lain yang berpartisipasi adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). PNRI menampilkan sejumlah koleksi buku tentang Pancasila yang ditulis berbagai pakar. Yang unik, PNRI menyajikan sebuah naskah rontal beraksara dan berbahasa Jawa kuno, namanya kakawin Sutasoma. Kitab ini sangat termashyur karena memuat kalimat ‘sakti’ yang masih dipakai hingga kini, Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan atau motto ini bisa dilihat pada cengkeraman Burung Garuda pada lambang negara kita. Kata Bhinneka Tunggal Ika mengacu pada toleransi antar agama Siwa (Hindu) dengan Buddha. Kakawin Sutasoma digubah oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 Masehi.

Naskah rontal Sutasoma difoto dari samping (Dokpri)
Naskah rontal Sutasoma difoto dari samping (Dokpri)
Tuan rumah Museum Nasional menampilkan koleksi arca Garuda dari batu. Arca ini berasal dari abad ke-9 masa Raja Airlangga. Raja Airlangga dikenal memiliki lancana Garudamukha.

Silau
Jelas bisa dimaklumi kalau penataan pameran dikerjakan sangat sederhana. Terus terang pencahayaan terlalu silau. Jadi sulit untuk mengambil gambar. Selalu mantul atau kurang jelas karena cahaya.

Pancasila adalah pandangan hidup (falsafah), dasar negara (ideologi), dan wahana pemersatu bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi sendi kehidupan dan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Lahirnya Pancasila merupakan buah pemikiran para pendiri bangsa dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diimpikan oleh segenap bangsa Indonesia. Begitu sebagian siaran berita yang saya peroleh dari panitia.

Diharapkan pameran ini menjadi pemantik kesadaran revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa yang mendasari seluruh kehidupan Indonesia sebagai sebuah bangsa.

Pidato Soekarno mengenai usulan nama Pancasila sebagai Dasar Negara RI (Foto: ANRI)
Pidato Soekarno mengenai usulan nama Pancasila sebagai Dasar Negara RI (Foto: ANRI)
Sekali lagi, ini pameran arsip-arsip asli tentang Pancasila. Baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Semoga ada pameran keliling demi menambah pengetahuan masyarakat di berbagai daerah.

Saya Indonesia, Saya Pancasila, Saya Cinta Damai.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun