Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menurut Tome Pires, Tuhan Menciptakan Banda untuk Bunga Pala dan Maluku untuk Cengkeh

7 Mei 2017   19:56 Diperbarui: 8 Mei 2017   06:00 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keramik kuno dari kapal karam di perairan Nusantara (Foto: Djulianto Susantio)

Ada benda berbentuk seperti kipas dan bertuliskan aksara Arab. Warnanya kuning dan abu-abu, menandakan benda itu terbuat dari emas dan perak. Namanya cogan.

Cogan merupakan simbol atau pusaka Kesultanan Riau Lingga. Ada yang berpendapat bentuknya seperti kipas. Namun sesungguhnya menyerupai gunungan pada pertunjukan wayang yang melambangkan alam semesta. Sumber lain mengatakan bentuk cogan mengambil bentuk dari daun sirih.

Cogan merupakan salah satu benda yang dipamerkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day, Minggu, 7 Mei 2017. Untuk menjaga keselamatan dari tangan-tangan jahil, tentu saja yang dipamerkan berupa replika atau tiruan. Bayangkan kalau benda asli berpindah tangan.

Keramik

Bukan cuma cogan. Ada lagi keramik-keramik kuno yang berasal dari kapal karam di Belitung. Dulu, keramik-keramik itu pernah diambili sedikit demi sedikit oleh nelayan-nelayan tradisional. Kemudian dikeruk oleh sindikat internasional dan dilelang di mancanegara.

Keramik kuno dari kapal karam di perairan Nusantara (Foto: Djulianto Susantio)
Keramik kuno dari kapal karam di perairan Nusantara (Foto: Djulianto Susantio)
Selain pameran kecil, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, juga membagikan rempah-rempah kepada para pengunjung yang datang.  Rempah adalah berbagai jenis tanaman yang beraroma kuat untuk memberikan bau dan rasa khusus pada makanan. Karena rempahlah, yang hanya ada di Nusantara, penjelajah-penjelajah dunia datang ke sini. Mereka membangun  hubungan dagang antarbangsa dan benua, bahkan memicu lahirnya kolonialisme yang tentu saja membawa perubahan pada perkembangan peradaban dunia. Empat rempah utama yang dikenal dunia adalah lada, cengkeh, pala, dan kayumanis.

Kalau dalam sejarah dunia dikenal Jalur Sutra, kita pun memiliki Jalur Rempah. Saking terkenalnya rempah, menurut seorang pengelana Tome Pires dalam pelayarannya 1515 di Maluku, pedagang Melayu, Tuhan menciptakan Timor untuk kayu cendana, Banda untuk bunga pala (fuli), dan Maluku untuk cengkeh. Barang-barang dagangan ini tidak dikenal di tempat lain di dunia kecuali di tempat-tempat itu.

Kuis menebak jenis rempah (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Kuis menebak jenis rempah (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Harmoni bersama masyarakat

Pameran kali ini diselenggarakan menyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu dengan tema “Harmoni Bersama Masyarakat”. Pelaksananya adalah Ditjen PAUD dan Dikmas bersama Ditjen Kebudayaan. Khusus di lingkungan Ditjen Kebudayaan, institusi lain yang mengikuti pameran adalah Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Direktorat ini membagikan cendera mata dan buku-buku kebudayaan. Galeri Nasional juga ikut serta dengan menyelenggarakan workshop melukis.

Pembagian buku oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya (Foto: Djulianto Susantio)
Pembagian buku oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya (Foto: Djulianto Susantio)
Ada kuis menarik pada acara ini yang diselenggarakan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Pengunjung diminta menyebutkan enam jenis rempah yang dibawa oleh panitia. Mereka yang mampu menebak dengan tepat akan memperoleh hadiah sebotol rempah.

Di halaman Kemdikbud juga ada pemeriksaan kesehatan gratis. Di sela-sela itu ada pertunjukan kesenian. Untuk menyemarakkan suasana, panitia membagikan hadiah door prize, yang antara lain berupa sepeda.***  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun