Melukis memang milik siapa saja. Ada yang membuat lukisan sebagai mata pencarian. Ada yang sekadar hobi atau maksud lain. Demikian juga dengan para guru, terutama guru kesenian atau guru menggambar. Iseng-iseng dan memanfaatkan waktu luang. Itulah kebanyakan motivasi mereka melukis.
Rabu, 4 Mei 2017 di Museum Basoeki Abdullah dilaksanakan peresmian pembukaan pameran lukisan para guru se-Jabodetabek. Sebanyak 35 guru memamerkan karyanya di sini. Masing-masing peserta menampilkan sebuah karya di atas kanvas. Maklum ini disesuaikan dengan kapasitas ruang pamer di Museum Basoeki Abdullah.
Sehubungan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2017, tentu saja tema yang diambil tidak jauh-jauh dari itu, yakni Penghormatan terhadap Ki Hajar Dewantara. Nama ini pasti sudah tidak asing lagi karena merupakan Bapak Pendidikan Nasional.
Rasa dan karsa
Sistem pendidikan Ki Hajar Dewantara memberi tekanan pada rasa dan karsa. Dengan demikian memberikan ruang bagi kesenian. Menurut Ki Hajar, sebagaimana siaran pers yang penulis terima, kesenian adalah sebagian dari kebudayaan yang timbul dan tumbuhnya amat berhubungan dengan jiwa perasaan manusia. Karena itu, kata Ki Hajar, kesenian itu lebih tertanam di dalam jiwa daripada kebudayaan lainnya. Ki Hajar pun memandang kesenian sebagai ekspresi budaya yang paling dalam karena kesenian berakar pada hati sanubari manusia, pada alam rasa dan karsa.
Pameran lukisan dibuka oleh Pustanto dari Direktorat Kesenian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau mewakili Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid yang berhalangan hadir.
Masyarakat umum bisa menikmati lukisan para guru ini pada 5-30 Mei 2017. Pameran diselenggarakan di Gedung II Museum Basoeki Abdullah, Jalan Keuangan Raya No. 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Cukup dengan membayar karcis masuk museum sebesar Rp2.000 untuk dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak. Sehabis melihat pameran lukisan, masyarakat pun bisa melihat-lihat ruang pameran tetap, atau sebaliknya. Dan lagi, tidak perlu membayar dua kali. Ayo ke museum.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H