Pinisi, pantun, dan pencak silat telah diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia atau Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Untuk itu Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, menyelenggarakan Pameran Pendukungan Warisan Budaya Takbenda Road to UNESCO. Pameran dibuka pada 25 April 2017, berlangsung hingga 28 April 2017. Tempat pameran Grha Insan Berprestasi, Gedung A lantai 1, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Pameran ini merupakan salah satu bentuk publikasi kepada masyarakat bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengajuan Warisan Budaya Takbenda ini, pengakuan komunitas/masyarakat bahwa Warisan Budaya Takbenda yang diusulkan memang milik komunitas/masyarakat dan memiliki nilai penting bagi komunitas/masyarakat tersebut.
Lebih lanjut menurut siaran tersebut, pada Desember 2017 akan dibahas pinisi. Seni membuat perahu milik masyarakat Sulawesi Selatan ini diajukan oleh pemerintah Indonesia pada 2015. Sementara itu pantun yang diajukan bersama oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia sebagai Multinational Nomination pada 2017 bakan dibahas dalam sidang UNESCO 2018. Selanjutnya pencak silat yang diajukan pada 2017 akan dibahas pada 2019.
Pembukaan pameran diawali sambutan Ketua Panitia Lien Dwiari Ratnawati dan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Nadjamuddin Ramly. Undangan kemudian dihibur oleh pertunjukan lenong.
Pameran didukung oleh beberapa kegiatan, antara lain workshop tentang tali-temali oleh pramuka, workshop pantun oleh Asosiasi Tradisi Lisan, pertunjukan kesenian pencak silat, talkshow pantun, talkshow pencak silat, fun games, dan belajar bersama pendekar.***
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H