Candi Borobudur
Hoax lain tentang Candi Borobudur dibangun oleh Nabi Sulaiman. Hasil otak atik dan cocokologi sang pakar ternyata berlandaskan pada pengetahuan matematika. Sebagaimana kita pahami, Candi Borobudur jelas bersifat agama Buddha. Ini terlihat dari arca-arca dan stupa-stupa yang terdapat di atas candi, termasuk beberapa relief cerita Buddhis di badan candi. Candi Borobudur juga dipengaruhi kebudayaan India seperti tergambar dari tulisan-tulisan pendek berbahasa Jawa Kuno, yang berasal dari Bahasa Sansekerta.
Selain banyak piramida yang di dalamnya berisi emas, sebuah komunitas juga mengklaim telah berhasil memetakan dan mendokumentasikan puluhan jenis aksara purba asli Nusantara. Sayang metode tersebut menggunakan dupa dan menyan. Sejak itu di berbagai lokasi di Jawa Barat sering “ditemukan” prasasti yang dihubungkan dengan Kerajaan Sunda kuno.
Prasasti yang paling “fenomenal” ditemukan di Sukabumi pada 2011. Berita di berbagai media massa begitu gencar. Namun setelah diteliti oleh para arkeolog, ternyata aksara aneh itu berupa aksara Latin yang distilir sedemikian rupa sehingga terkesan tulisan kuno.
Pada 2011 juga media cetak dan media elektronik banyak memberitakan arca kuno kecil berusia berabad-abad milik seorang kolektor. Beritanya begitu heboh karena dikatakan harga jual arca sekitar 60 milyar. Saking “uniknya”, oleh pemiliknya arca nandi (karena berbentuk lembu) tersebut dinamakan “mahanandi”. Blunder besar dibuat si kolektor karena “arca 60 milyar” itu dipamerkan dalam acara Pertemuan Ilmiah Arkeologi. Ekornya yang patah menunjukkan arca mahanandi itu buatan seorang pengrajin di daerah Trowulan.
Sebenarnya masih banyak berita hoax di dunia arkeologi. Diyakini, sebagian bermotif iseng-iseng dan sebagian bermotif ekonomi. Semoga pada masa kemudian tidak ada lagi berita hoax.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H