Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada-ada Saja kalau Peneliti Memberi Nama Prasasti Kuno

23 Maret 2017   07:19 Diperbarui: 24 Maret 2017   13:00 2934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti bertarikh 948 Saka. Karena berbentuk seperti bak penampungan air, maka disebut Prasasti Bak Air (Foto-foto: Prasasti Batu, Pembacaan Ulang dan Alih Aksara, Museum Nasional, 2016)

Nah, bagaimana kalau ditemukan lebih dari satu prasasti di lokasi yang sama? Dulu, di daerah Kedu pernah ditemukan tiga prasasti sekaligus. Maka untuk membedakannya diberi nama Mantyasih I, Mantyasih II, dan Mantyasih III. Ada juga prasasti yang tertulis pada dua muka, seperti pada Prasasti Panggumulan. Untuk membedakannya disebut Panggumulan A dan Panggumulan B.

Prasasti Balingawan II juga bertarikh 813 Saka
Prasasti Balingawan II juga bertarikh 813 Saka
Yang unik, prasasti sering disebut sesuai selera si peneliti. Tidak urung sebuah prasasti memiliki dua atau tiga nama sekaligus karena pernah dibaca oleh beberapa orang yang berbeda. Maklum, zaman dulu pendokumentasian masih belum baik.

Seorang epigraf, misalnya, pernah menyebut Prasasti Gedangan, karena ditemukan di Desa Gedangan, Sidoarjo. Tapi oleh epigraf lain dinamakan Prasasti Kancana, karena menyinggung bangunan suci Kancana. Epigraf selanjutnya mengidentifikasi sebagai  Prasasti Bungur, karena isinya berupa penguatan daerah Bungur sebagaisima. Eh ternyata Gedangan, Kancana, dan Bungur mengacu pada satu prasasti yang sama.

Begitulah, ada-ada saja yah kalau peneliti memberi nama pada prasasti kuno. Kadang terdengar lucu dan kadang aneh buat masyarakat awam.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun