Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Emma Poeradiredja, Anggota DPR (1971-1976) yang Tidak Pernah Bolos

20 Maret 2017   18:41 Diperbarui: 20 Maret 2017   18:47 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emma Poeradiredja (1902-1976)/dokumentasi pribadi

Masalah kedisiplinan Emma Poeradiredja juga diungkapkan Amarawati. Ketika itu, 1976, Emma sudah menjadi anggota DPR. Suatu hari Emma menderita sakit cukup berat. Karena mempunyai Askes DPR di RS Hasan Sadikin, Emma tidak mau dibawa ke RS Boromeus. Padahal obat-obatan yang dibutuhkan hanya ada di RS Boromeus.

Menjelang meninggal pada 19 April 1976, Emma memanggil Amarawati untuk membayar utang di Bank Wanita, yaitu utang untuk bekal perjalanan ke Singapura. “Ibu Emma menunjukkan uangnya yang disimpan di lemari,” kata Amarawati. Begitu juga, lanjut Amarawati, utang kepada Ibu Adam Malik untuk pembelian gelang dan utang kepada Ibu Ibnu Saleh untuk pembelian kain batik.

Kata Amarawati banyak pelajaran yang bisa dipetik dari didikan beliau, yaitu jujur, disiplin, amanah, menolong orang dengan ikhlas, mandiri, bertanggung jawab, dan santun.

Sebagai anggota DPR, Amarawati menambahkan, Emma tidak pernah bolos. “Saya harus kerja sungguh-sungguh sebagai wakil rakyat karena gaji saya dibayar oleh uang rakyat,” begitu kata Amarawati menirukan ucapan Emma.***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun