Masalah kedisiplinan Emma Poeradiredja juga diungkapkan Amarawati. Ketika itu, 1976, Emma sudah menjadi anggota DPR. Suatu hari Emma menderita sakit cukup berat. Karena mempunyai Askes DPR di RS Hasan Sadikin, Emma tidak mau dibawa ke RS Boromeus. Padahal obat-obatan yang dibutuhkan hanya ada di RS Boromeus.
Menjelang meninggal pada 19 April 1976, Emma memanggil Amarawati untuk membayar utang di Bank Wanita, yaitu utang untuk bekal perjalanan ke Singapura. “Ibu Emma menunjukkan uangnya yang disimpan di lemari,” kata Amarawati. Begitu juga, lanjut Amarawati, utang kepada Ibu Adam Malik untuk pembelian gelang dan utang kepada Ibu Ibnu Saleh untuk pembelian kain batik.
Kata Amarawati banyak pelajaran yang bisa dipetik dari didikan beliau, yaitu jujur, disiplin, amanah, menolong orang dengan ikhlas, mandiri, bertanggung jawab, dan santun.
Sebagai anggota DPR, Amarawati menambahkan, Emma tidak pernah bolos. “Saya harus kerja sungguh-sungguh sebagai wakil rakyat karena gaji saya dibayar oleh uang rakyat,” begitu kata Amarawati menirukan ucapan Emma.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H