Makam
Pada 1980-an di Kilangan, sekitar 470 kilometer sebelah Tenggara Banda Aceh, pernah didapati kasus “pelecehan” makam. Di sana dengan sengaja didirikan “makam” Syekh Abdurrauf atau Syiah Kuala, seorang ulama besar dari Singkil yang hidup pada abad ke-17.
Ternyata, dari hasil penelitian Majelis Ulama Aceh dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, diketahui bahwa makam itu palsu dan dibangun di situ berasal dari mimpi. Konon setelah melihat makam Syiah Kuala di Banda Aceh, Abdullah dan temannya mengelana ke berbagai tempat untuk mencari makam Syekh Abdurrauf. Ketika menuju Singkil, di tengah jalan Abdullah tertidur dan bermimpi. Sosok Bilal Butar datang menemuinya dan berkata bahwa makam yang dia cari ada di Singkil.
Sejak 1985 banyak peziarah datang ke sana. Bahkan makam tersebut sempat dipugar. Padahal pada 1976 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menyimpulkan bahwa Syekh Abdurrauf dimakamkan di Kuala Kreung Aceh, bukan di tempat itu.
Karena wangsit pula, makam Pangeran Diponegoro pernah dinyatakan bukan di Sulawesi tetapi di Sumenep. “Tetapi ketika diteliti ternyata berdasarkan petunjuk mimpi,” demikian pernah dikatakan arkeolog bidang Islam, Dr. Hasan Muarif Ambary (alm) ketika itu.
Hingga kini masih banyak wangit mengatakan adanya dana revolusi, harta karun peninggalan Belanda, ribuan ton emas rampasan tentara Jepang, harta karun peninggalan kraton-kraton di Nusantara, dan rekening milyaran dollar di bank-bank Eropa. Apakah mimpi-mimpi itu cuma sebatas bualan atau kenyataan, entahlah.***
Penulis: Djulianto Susantio
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H