Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menurut Wangsit dan Menyan, di Indonesia Banyak Harta Karun

22 Desember 2016   05:14 Diperbarui: 22 Desember 2016   12:06 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian puncak Candi Cetho, pengunjung dilarang naik karena diberi pintu besi (Dokpri)

Makam

Pada 1980-an di Kilangan, sekitar 470 kilometer sebelah Tenggara Banda Aceh, pernah didapati kasus “pelecehan” makam. Di sana dengan sengaja didirikan “makam” Syekh Abdurrauf atau Syiah Kuala, seorang ulama besar dari Singkil yang hidup pada abad ke-17.

Ternyata, dari hasil penelitian Majelis Ulama Aceh dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, diketahui bahwa makam itu palsu dan dibangun di situ berasal dari mimpi. Konon setelah melihat makam Syiah Kuala di Banda Aceh, Abdullah dan temannya mengelana ke berbagai tempat untuk mencari makam Syekh Abdurrauf. Ketika menuju Singkil, di tengah jalan Abdullah tertidur dan bermimpi. Sosok Bilal Butar datang menemuinya dan berkata bahwa makam yang dia cari ada di Singkil.

Sejak 1985 banyak peziarah datang ke sana. Bahkan makam tersebut sempat dipugar. Padahal pada 1976 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menyimpulkan bahwa Syekh Abdurrauf dimakamkan di Kuala Kreung Aceh, bukan di tempat itu.

Karena wangsit pula, makam Pangeran Diponegoro pernah dinyatakan bukan di Sulawesi tetapi di Sumenep. “Tetapi ketika diteliti ternyata berdasarkan petunjuk mimpi,” demikian pernah dikatakan arkeolog bidang Islam, Dr. Hasan Muarif Ambary (alm) ketika itu.

Hingga kini masih banyak wangit mengatakan adanya dana revolusi, harta karun peninggalan Belanda, ribuan ton emas rampasan tentara Jepang, harta karun peninggalan kraton-kraton di Nusantara, dan rekening milyaran dollar di bank-bank Eropa. Apakah mimpi-mimpi itu cuma sebatas bualan atau kenyataan, entahlah.***

Penulis: Djulianto Susantio

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun