Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah Kisah Garuda Menjadi Lambang Negara Kita

3 Desember 2016   12:50 Diperbarui: 4 Desember 2016   11:14 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya Museum Nasional hanya memiliki gedung induk yang disebut Gedung A atau Gedung Arca. Bahkan sebelum adanya Gedung A, Museum Nasional pernah dua kali pindah lokasi, yakni pada 1811 dan 1862. Penambahan Gedung B diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Kini Museum Nasional masih melakukan revitalisasi museum. Direncanakan nanti akan menutup Gedung A selama 1,5 tahun. Saat ini gedung baru (Gedung C) sedang dalam taraf pembangunan.

Hingga kini Museum Nasional tetap menjalankan perannya sebagai pusat informasi, budaya, sosial, kajian, dan inspirasi. Pengembangan Museum Nasional Indonesia yang baru ini menuju ke arah visi “Museum Kebudayaan Indonesia Bertaraf Internasional.”

Suasana pembukaan pameran (Dokpri)
Suasana pembukaan pameran (Dokpri)
Menurut Kepala Museum Nasional Intan Mardiana, Pameran Storyline akan menjadi uji coba publik terhadap alur kisah Museum Nasional yang baru. Alur kisah ini berlandaskan pada konsep keindonesiaan seutuhnya.

Dalam alur kisah baru, kebudayaan Indonesia disajikan dalam aspek tangible dan  intangible; baik itu Kebudayaan Agraris, Kebudayaan Bahari, Kebudayaan Sungai, maupun Kebudayaan Hutan dan Pegunungan; dari ujung Papua sampai ujung Sumatera. Tak sekadar informatif, tetapi juga sebagai upaya memaknai keindonesiaan.

Alur kisah yang baru diharapkan dapat lebih menghidupkan kisah di balik artefak, agar bisa menjadi jendela untuk memperkenalkan identitas bangsa Indonesia. Berbagai identitas yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok (identitas gender, etnis, bahasa, sosial, nasional, ras, keagamaan, dan regional) dapat menyadarkan, memberikan kebanggaan, dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Koleksi-koleksi Museum Nasional menjadi pesan dan sumber informasi yang menggambarkan bentuk-bentuk kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman, serta menggambarkan proses-proses yang menjadikan Indonesia seperti sekarang.

Berbasis tema Pendidikan Kebudayaan Indonesia, rencana Alur Kisah Museum Nasional Indonesia terbagi menjadi tiga sub-tema: Menjadi Indonesia, Pusaka Nusantara, dan Lestari Indonesia. Penyusunan alur kisah ini juga disesuaikan dengan perubahan tata-ruang dan alur pengunjung, sesuai rencana perubahan pintu masuk pengunjung.

Pameran Storyline Museum Nasional Baru diharapkan bisa memberikan cuplikan gambaran perjalanan panjang dan warisan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia dalam proses pembentukan identitas tersebut. Pada akhirnya, warisan budaya inilah yang menjadi sumber kekayaan dan kekuatan budaya bangsa yang dapat dikembangkan bagi kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.

Pameran dibuka pukul 09.00-16.00. Perlu diingat, setiap Senin Museum Nasional tutup.***

Penulis: Djulianto Susantio

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun