Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Prasasti Kuno Rusak, Sejarah Tidak Terlacak

22 September 2016   07:34 Diperbarui: 22 September 2016   09:55 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pecahan prasasti yang disambung namun masih kurang lengkap di Museum Nasional. Dokumentasi pribadi

  • .........................................droha..........
  • bhakti tatwȃr..........wa diyȃku dń.............
  • ....nuhya sumpah. ini.....kadȃcit ya......

Terjemahannya:

  • .......................................pemberontak..........
  • mereka sungguh berbakti padaku dengan.........
  • mereka dibunuh oleh sumpah. di......setiap kali mereka....

Demikianlah cuplikan tiga baris isi prasasti batu yang ditemukan di dekat Pelabuhan Boom Baru, Palembang, pada Mei 1992. Prasasti persumpahan ini berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya, ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.

Keadaan prasasti sudah rusak. Bagian atasnya pun sudah hilang. Meskipun demikian, tulisan sebanyak 11 baris itu masih terbaca sebagian. Pembacaan prasasti dilakukan oleh Edhie Wurjantoro, yang ketika itu masih menjadi staf pengajar di Jurusan Arkeologi UI, pada Juli 1992.

Di luar Jawa, Sumatera memang menjadi gudangnya temuan prasasti. Ada yang relatif utuh, ada pula yang sudah rusak seperti prasasti Boom Baru itu. Namun temuan prasasti terbanyak tentu saja masih didominasi Jawa, pada masa yang disebut Jawa Kuno. 

Dari hasil analisis para epigraf, diketahui prasasti-prasasti itu berasal dari abad ke-8 hingga ke-15 Masehi. Ketika itu sejumlah kerajaan seperti Mataram, Singhasari, Kadiri, dan Majapahit mengalami masa kejayaan.

Selain prasasti batu (gopala prasasti), bentuk lain berupa prasasti logam (tamra prasasti). Prasasti umumnya berisi perintah raja yang dituliskan pada bahan yang awet. Dengan demikian, perintah sang raja itu tidak mudah hilang ditelan waktu.

Tempat Terpencil

Lokasi penemuan prasasti batu sering kali adalah tempat-tempat terpencil, seperti di tengah hutan, persawahan, lereng gunung, dan permukiman. Karena itu kondisi prasasti batu belum tentu bagus. Ada yang terkubur, ada pula yang aus diterpa panas, angin, dan hujan selama bertahun-tahun.

Keadaan cukup baik dijumpai pada prasasti logam. Karena bentuknya relatif kecil, maka prasasti logam mudah disimpan. Selain itu hurufnya menjadi tidak mudah rusak atau aus.

Pecahan prasasti yang disambung namun masih kurang lengkap di Museum Nasional. Dokumentasi pribadi
Pecahan prasasti yang disambung namun masih kurang lengkap di Museum Nasional. Dokumentasi pribadi
Prasasti logam umumnya dipelihara dan dirawat dengan baik oleh ahli waris pemilik prasasti. Sebagian terbesar prasasti logam yang ditemukan di Nusantara diketahui berbahan tembaga dan perunggu. Sebagian kecil berbahan emas dan perak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun