Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Koleksi dari Enam Istana Kepresidenan Menjadi Tontonan Publik di Galeri Nasional

27 Agustus 2016   11:44 Diperbarui: 27 Agustus 2016   11:55 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Judul foto yang dinilai keliru (Foto ini berasal dari Facebook Bambang Eryudhawan)

Seusai dari ruang pameran, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Kepala Galeri Nasional, Andre. Saya tanya kenapa status Galeri Nasional masih rendah, padahal dua instansi yang juga menyandang predikat nasional, yakni Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan Arsip Nasional (Arnas), sudah tinggi. Setau saya, Kepala Perpusnas dan Arnas bereselon 1, sementara Kepala Galnas bereselon 3.

Menurut Andre, Galnas diidentikkan dengan UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan. Jadinya susah disejajarkan dengan Perpusnas dan Arnas. Salah satu cara adalah memperbaiki nomenklatur itu ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Keberadaan Galeri Nasional—dan juga Museum Nasional—layak  ditingkatkan. Ini karena merupakan grand design yang dibuat oleh Soekarno pada masa lalu. Museum berada di Medan Merdeka Barat, Galeri di Medan Merdeka Timur, dan Perpustakaan di Medan Merdeka Selatan. Perlu diketahui, dulu koleksi Galnas merupakan bagian dari koleksi seni rupa Musnas. Boleh dikatakan kini Galnas menjelma menjadi Museum Seni Nasional.

Ngomong-ngomong sudah dulu yah ceritanya. Silakan teman-teman langsung berkunjung saja. Mumpung masih tersisa waktu empat hari. Ingat sampai 30 Agustus 2016.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun