Mohon tunggu...
Achmad Djuhdi Endawan
Achmad Djuhdi Endawan Mohon Tunggu... PNS -

Berkerja di Kebun Raya Bogor - LIPI sebagai Government Public Relations di bagian kerjasama dan informasi, juga sebagai staf redaksi terbitan internal Berita Kebun Raya. Hobi menulis, travelling photography dan menekuni IT khususnya open source.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sekilas Tentang Kelapa Dempet (Lodoicea maldivica)

4 Oktober 2011   07:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:21 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda, hampir semua jenis tanaman palem mempunyai keunikan tersendiri, seperti pada genusXerocylon yang tercatat sebagai pohon tertinggi, Callamusdengan batang kayu merambat yang paling panjang, Raphia dengan daunnya yang terbesar dan Corypha dengan perbungaannya yang terbesar, dan khusus untuk genus Lodoicea terutama pada jenis Lodoicea maldivica selain memiliki ukuran bunga betina terbesar juga tercatat memiliki bobot buah dan biji terberat yang masing-masing mencapai 17,6kg sampai 42 kg.

Lodoicea maldivica (J.F. Gmelin) Pers. atau Coco de Mer Palm atau Kelapa laut berasal dari Kepulauan Seychelles di Samudra Hindia.Tanamanini dapat tumbuh antara 25 hingga 35 meter dengan panjang tangkai daunnya dapat mencapai 4 meter .

Dari bentuk pohonnya memang tidak asing seperti halnya melihat pohon kelapa. Namun yang menarik dan unik adalah buah atau benih dari pohon ini, biji L. maldivica berbentuk seperti 2 buah kelapa berdempet. Sedangkanbunga jantannya tersusun dalam karangan yang berbentuk batang dan panjangnya bisa 1 meter.

Berdasarkan Daftar Merah (Red List) IUCN, L. maldivicatermasukdalam kategorispesies rawan terancam (Vulnerable ). KategoriVulnerable ini karena tumbuhan ini membutuhkan waktu 25-50 tahun untuk dewasa dan mulai berbuah. Tanaman inimasih dapat berbuah hingga berumur 100-150 tahun. Buah akan matang setelah 7 tahun dan berkecambah setelah 2 tahun.

L. maldivica pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh Kebun Raya Bogor (KRB) pada tahun 1925 dalam bentuk biji. Biji tersebut selanjutnya dikecambahkan, hingga mampu terus tumbuh berkembang. Enam tahun kemudian tepatnya tanggal 28 Maret 1931 tanaman ini resmi tercatat sebagai tanaman koleksi KRB dan ditanam di Vak XIX.P.14a.

Seiring pertumbuhannya, koleksi L. maldivicadi KRB terus dipantau, hingga akhirnya pada tahun 1961 tanaman ini mulai menghasilkan bunga, saat itu berarti umur tanaman ini sudah 30 tahun, dari hasil pengamatan diketahui bahwa bunga tersebut adalah sebagai bunga betina. Maka untuk mendapatkan keturunannya diperlukan individu lain berkelamin jantan yang pada saat itu tidak dimiliki oleh Kebun Raya Bogor. Upaya untuk memperoleh keturunan selama 43 tahun terus dilakukan, namun tidak pernah membuahkan hasil, hingga akhirnya pada tanggal 1 April 2004 upaya tersebut kembali dilakukan dengan menggunakan serbuk sari L. maldivica yang didatangkan dari Kebun Raya Singapura dengan menempelkan serbuk sari secara langsung. Dari delapan bunga yang disilangkan hanya dua buah yang berhasil dibuahi dan setiap dua minggu sekali terus dipantau perkembangnnya dengan parameter panjang dan keliling kelopak serta buahnya, sehingga didapatkan informasi buah Lodoicea baru akan masak sekitar 6-7 tahun kemudian. Tepat pada tanggal 29 Juni 2010 dilaporkan salah satu dari buah tersebut lepas dari tandan buahnya kemudian dilakukan pemanenan pada tanggal 2 Juli 2010, buah yang dipanen tersebut genap berumur 6 tahun 2 bulan.

Selanjutnya kedua buah tersebut dikecambahkan dalam media pasir, dan keduanya dapat berkecambah, hingga saat ini perkembangan pertumbuhannyabaik, dan rencananya kedua kecambah Lodoicea ini akan ditanam sebagai tanaman koleksi .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun