Mohon tunggu...
Djufri Yanto
Djufri Yanto Mohon Tunggu... wirausaha -

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sejarah Pantai Nambo Momahe

2 Juli 2016   14:51 Diperbarui: 3 Juli 2016   09:55 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Dulu Dikenal Angker, Kini Digemari

Pantai Nambo Momahe kini menjadi salah satu obyek wisata favorit bagi warga kota Kendari. Letaknya yang tidak jauh dari Kota Kendari menjadikan pantai ini jarang terlihat sepi apalagi pada saat hari libur. Bukan hanya warga kota Kendari, wisatawan domestik bahkan mancanegara kerap berkunjung. Namun tahukah anda sejak kapan pantai Nambo Momahe dijadikan sebagai tempat wisata? berikut sejarahnya.

Awalnya Bukan Tempat Permandian

Pantai Nambo Momahe sebelum menjadi objek wisata seperti yang kita kenal sekarang, awalnya bukan sebagai tempat permandian. Dulunya hanya sebagai tempat menambat perahu bagi para nelayan usai melaut. Disekitar pantai hanya ditumbuhi beberapa mangrove, pohon kelapa dan jambu mente yang merupakan kebun warga.  

Dibukanya Pantai Nambo sebagai tempat wisata tak lepas dari peran H.Munir, seorang pengusaha lokal yang mencoba peruntungan dengan membeli tanah masyarakat disekitar pantai Nambo, sekitar tahun 1994 dan saat itu diberi nama Pantai Lemon Sari.

Keinginan H. Munir berinvestasi di wilayah itu setelah melihat ada potensi wisata di pantai Nambo dan berharap bila ditata akan mendatangkan keuntungan. Setelah melakukan uji coba, ternyata naluri H.Munir tak sia-sia, keberadaan tempat wisata tersebut mulai diperbincangkan banyak orang,  respon masyarakat yang datang berkunjung mulai terlihat.

Pantai Lemon Sari lambat laun mulai dikenal masyarakat, sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari mulai melirik keberadaannya. Pada tahun 2000 Pemkot Kendari melakukan pembelian aset tanah seluas 7 Ha dari H. Munir dimana lokasi Pantai Nambo berada. Pembelian aset tersebut dimotori Jabar Hibali, Sekda Kota Kendari pada saat itu dimasa pemerintahan Abunawas, Walikota Kendari.

Selama masa peralihan pengelolaan Pantai Lemon Sari sempat pakum sejenak, nanti pada tahun 2003 Pantai Nambo  resmi dikomersilkan oleh Pemerintah Kota Kendari dan berganti nama dari Pantai Lemon Sari menjadi Pantai Lemo Morini di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata Kota Kendari.

Aburaera Tosepu, Kepala Dinas Pariwisata pada saat itu, untuk pertama kalinya membuat pos karcis untuk menarik retribusi kepada setiap pengunjung, modelnya cukup sederhana hanya terbuat dari batang Kelapa.

Berdasarkan SK Walikota No. 556 tentang Retribusi Obyek Wisata Pantai, untuk tiket dewasa Rp 2500/orang dewasa, tiket anak-anak Rp1000/orang, tiket mobil Rp. 1000, dan tiket motor Rp.500.

Pada perkembangannya, Pantai Lemo Morini mulai dikenal masyarakat. Pemerintah Kota mulai melakukan promosi yang berisi ajakan-ajakan kepada masyarakat. Pada saat itu awalnya hanya ada 17 buah Gazebo sebagai tempat duduk santai yang terbuat dari kayu. Melihat adanya peningkatan kunjungan, pemerintah  kembali menambah jumlah Gazebo menjadi 25 buah. Tak hanya itu pemerintah kembali menambah luas lahan menjadi 10,9 Ha pada tahun 2003.

Seiring perjalanan waktu Pantai Lemo Morini kemudian kembali berganti nama menjadi Pantai Nambo Momahe. Kata Nambo Momahe diambil dari bahasa Tolaki, bahasa suku asli masyarakat kota Kendari.  Nambo berarti  nama daerah dimana lokasi pantai itu berada, sedangkan Momahe dapat berarti cantik atau indah.

Tahun 2004 pembenahan terus berlanjut, mulai dari penimbunan lahan, penanaman pohon trambesi, pembangunan sebuah Villa, pengadaan Sumur bor, panggung pentas, pembuatan pos, gapura permanen, serta kamar bilas.

 Tak dapat dipungkiri ketika perkembangan pariwisata makin pesat, jumlah pengunjung Pantai Nambo kian meningkat (lihat statistik), pemerintah terus menerus membenahi Pantai Nambo, ditandai dengan banyaknya fasilitas seperti penambahan Jumlah Gazebo hingga 40 unit, Aula pertemuan yang lebih modern, mushollah, kolam mancing, penambahan kamar bilas, dekorasi taman dan menara Pantai Nambo.

Dulu Dikenal Angker

Tahukah Anda jika Pantai Nambo dulunya dikenal angker? angker karena banyak kuburan warga yang terdapat di sepanjang Pantai Nambo. Kadang penduduk lokal pun tak berani ke Pantai Nambo di saat malam. Sekitar tahun 1990-an, Pantai Nambo masih amat sepi. Awal dibukanya Pantai Nambo, hanya ada satu dua pengunjung yang ada di pantai dan itu bisa dihitung dengan jari. Walaupun angker, tak menghalangi warga untuk datang ke pantai Nambo.

Bagaimana Ke Nambo

Pantai Nambo lokasinya tak jauh dari pusat keramaian kota, terletak di Kecamatan Abeli atau 12 km arah selatan dari kota Kendari dapat dilalui menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh sekitar 15 menit, dan dapat pula menggunakan perahu tadisional (koli-koli) dari pelabuhan kota Kendari dengan menyeberangi teluk kendari. Bila anda melalui pesisir disepanjang jalan akan disuguhkan rumah-rumah nelayan di atas laut yang umumnya dihuni suku Bajo.

Pantai Nambo menyuguhkan suasana alam yang nyaman untuk bersantai. Ombak laut yang tidak begitu besar sangat cocok untuk berlibur bersama anggota keluarga. Angin laut serta cuaca panas yang terhalang oleh rimbunnya pepohonan yang tumbuh di area wisata seperti Trembesi cukup membuat betah para pengunjung. Biasanya pengunjung banyak menghabiskan waktu dengan bermain di atas pasir putih yang landai dan bermain air sambil menikmati indahnya panorama laut.

Tidak hanya sekadar atraksi wisata konvensional seperti berenang, berjemur, berfoto dan lain sebagainya, dapat juga dinikmati keindahan bawah laut dengan aneka biota laut seperti terumbu karang dan aneka jenis ikan. Pantai Nambo sendiri memiliki jenis ikan yang cukup unik. Warga sekitarnya menyebut sebagai ikan langka.

Mereka yang berminat untuk melakukan snorkeling dan scuba diving, saat ini pengelola telah menjalin kerjasama dengan pihak TNI – AL, baik dalam hal penyelaman maupun menjaga kelestarian terumbu karang dan biota laut pantai Nambo agar tetap lestari.

Dapat Digelar Berbagai event besar

Ditunjang lahan yang luas, serta sarana panggung yang memadai, Pantai Nambo cocok untuk penyelenggaraan sebuah eventbesar. Seperti kegiatan tahunan Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata & Ekonomi Kreatif, berupa Festival Pantai Nambo dengan melibatkan instansi pemerintah, swasta, sekolah-sekolah se Kota Kendari dan pelaku industri kreatif lainnya dalam kegiatan seni budaya dan hiburan lainnya, mampu menyedot dan menampung ribuan pengunjung. Kegiatan besar lainnya, ribuan umat Hindu dari berbagai daerah hadir di Pantai Nambo dalam rangkaian upacara menyambut hari raya Nyepi.

  • Reportase by : Jufri Yanto SS,
  • Staf Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kota Kendari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun