Mohon tunggu...
Josua Sibarani
Josua Sibarani Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar

Pembaca, Pembelajar, Mencoba Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca, Membaca dan Membaca

14 Agustus 2015   17:59 Diperbarui: 14 Agustus 2015   17:59 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia punya minat baca (Unesco, 2012). Sangat menyedihkan.

Selain itu, hasil penelitian Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS, 2009), menunjukkan bahwa rata-rata anak Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah dari 45 negara di dunia. PIRLS merupakan studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia. Bahkan kemampuan membaca murid SD, Indonesia berada di urutan 29 dari 30 negara yang diteliti (International Associations for Evaluation of Educational - IEA).

Dampaknya, menurut tes Trends in Science Study (TIMSS) terhadap siswa di 50 negara, prestasi siswa Indonesia ada di urutan 36 untuk kemampuan penguasaan bidang ilmu pengetahuan dan matematika (Kompas, 14/01/2012).

Mengapa hal ini bisa terjadi?

  • Belum menjadi budaya membaca di kalangan orang tua dan guru.
  • Kemampuan orang tua dan guru masih perlu ditingkatkan dalam mendidik anak dalam membaca.
  • Masih sedikit sekali jumlah (baca: sulit menemukan) buku bacaan berjenjang yang sesuai dengan dengan tingkat kemampuan membaca si anak.
  • Sekolah masih menyamakan buku bacaan si anak berdasarkan tingkat kelas.

Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui Peraturan Mendikbud No. 21 Tahun 2015. Gerakan ini mewajibkan sekolah untuk melakukan kegiatan membaca buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran.

Seputar Manfaat Membaca

Jika orang tua membacakan buku cerita secara rutin kepada anak, maka si anak akan memiliki kemampuan bahasa dan literasi yang lebih baik. Selain itu, memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.

Membaca, bukan sekedar untuk lancar membaca. Tapi harus tahu, paham dan bisa menjelaskan apa yang dibaca. Keterampilan membaca semakin baik, maka pengetahuan semakin baik. Pengetahuan semakin baik, maka keberhasilan belajar akan semakin sukses. 

Sudahkah Anda membaca hari ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun