Mohon tunggu...
djoko st
djoko st Mohon Tunggu... Penulis - bloger

bloger yang gemar bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menakar Peran Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan NZE 2060

19 Juni 2024   21:14 Diperbarui: 19 Juni 2024   21:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaum ibu punya peran krusial dalam mewujudkan transisi energi adil. Foto: ©SOGE via undp.org.

Mencapai net zero emission (NZE) sangat penting untuk mitigasi perubahan iklim. Dengan demikian, kita dapat secara signifikan mengurangi pemicu pemanasan global dan mampu membatasi kenaikan suhu hingga jauh di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, seperti yang disepakati dalam Perjanjian Paris.

Oleh sebab itu, target NZE pada tahun 2060, mau tidak mau, mesti mampu kita wujudkan. Bukan hanya penting untuk mitigasi dampak perubahan iklim, pencapaan target tersebut penting pula bagi perlindungan ekosistem, peningkatan kesehatan masyarakat, stabilitas ekonomi, promosi keadilan global, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Gagal mewujudkan NZE pada tahun 2060 sudah pasti bakal melahirkan konsekuensi yang serius bagi ekosistem, kesehatan manusia, ekonomi, stabilitas sosial, dan kerbelanjutan masa depan Bumi kita.

Untuk bisa mewujudkan NZE pada tahun 2060, kolaborasi lintas sektor menjadi krusial. Dukungan kolaborasi lintas sektoral, seperti yang ditunjukkan salah satunya oleh Oxfam, dalam menyediakan sumber daya, advokasi kebijakan, dan pemberdayaan komunitas, termasuk kalangan ibu rumah tangga, turut berperan dalam mendorong praktik konsumsi dan perilaku rumah tangga yang lebih ramah lingkungan. Dengan begitu, diharapkan bahwa setiap individu, termasuk ibu rumah tangga, dapat berperan aktif dalam mempercepat perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Kontribusi ibu rumahtangga

Harus kita akui peran kaum perempuan, khususnya ibu rumah tangga, dalam upaya mencapai NZE tak boleh dipandang remeh. Sebagai manajer utama rumah tangga, ibu rumah tangga memiliki peran krusial dalam turut mengurangi jejak karbon keluarga dengan, misalnya, memilih produk-produk yang ramah lingkungan, mengurangi limbah, dan mempraktikkan penghematan energi dan air di lingkungan rumah tangga mereka.

Menyangkut aspek edukasi,  ibu rumah tangga dapat berperan dalam mendidik anggota keluarga tentang pentingnya aksi-aksi iklim, termasuk membagikan informasi tentang cara mengurangi konsumsi energi, memilih opsi transportasi yang lebih ramah lingkungan, dan mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Terkait dengan  lingkungan perkotaan, ibu rumah tangga dapat terlibat dalam praktik pertanian perkotaan (urban agriculture),  seperti mengelola kebun vertikal atau kompos organik, yang dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Ibu rumah tangga juga dapat memutuskan memilih untuk membeli produk-produk makanan lokal dan musiman yang lebih berkelanjutan, sehingga meminimalkan pemborosan makanan, dan mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan.

Dengan bergabung dengan komunitas lokal, dan di-support oleh organisasi seperti Oxfam --  yang memegang peran penting dalam memperjuangkan keadilan sosial dan ekologis seiring dengan transformasi menuju ekonomi rendah karbon dan transisi energi adil -- ibu rumah tangga bisa ikut memobilisasi dukungan untuk inisiatif lingkungan, seperti program daur ulang, penanaman pohon, atau program-program kampanye kesadaran lingkungan.

Di saat yang sama, ibu rumah tangga juga dapat berperan aktif sebagai advokat dalam mendorong pemerintah dan perusahaan untuk mengambil aksi iklim yang lebih serius, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik yang mendukung keberlanjutan.

Secara keseluruhan, ibu rumah tangga memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap upaya mencapai NZE pada tahun 2060 dengan mengadopsi praktik-praktik yang berkelanjutan di level rumah tangga dan berpartisipasi aktif dalam transformasi menuju ekonomi rendah karbon dan transisi energi adil di komunitas atau pun di lingkungan mereka.

Pentingnya pemberdayaan ibu rumah tangga

Agar para ibu rumah tangga dapat lebih  berkontribusi secara efektif dalam ikhtiar pencapaian NZE pada tahun 2060, strategi pemberdayaan untuk mereka adalah keniscayaan. Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Pertama, program pendidikan dan peningkatan kesadaran.  Menyediakan program pendidikan dan peningkatan kesadaraan yang ditargetkan untuk  ibu rumah tangga terkait  perubahan iklim, dampaknya, dan pentingnya mengurangi jejak karbon perlu kian digiatkan. Ini dapat mencakup lokakarya,  seminar, maupun kegiatan-kegiatan komunitas yang fokus pada praktik gaya hidup berkelanjutan.

Kedua, pengembangan keterampilan. Sediakan pelatihan secara berkala untuk pengembangan keterampilan praktis terkait efisiensi energi, pengurangan limbah, pertanian berkelanjutan, pengomposan, dan manajemen rumah tangga ramah lingkungan. Memberdayakan ibu rumah tangga dengan meningkatkan keterampilan mereka dalam hal-hal tersebut dapat mendorong  pada praktik gaya hidup keluarga yang lebih berkelanjutan.

Ketiga, akses informasi dan sumberdaya. Pastikan bahwa kalangan ibu rumah tangga memiliki akses kepada informasi tentang teknologi hijau, produk ramah lingkungan, dan sumber daya lokal yang mendukung gaya hidup berkelanjutan. Ini dapat mencakup buku panduan (manual), laman web, aplikasi, maupun jejaring komunitas yang berfokus pada pengelolaan lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan.

Keempat, dukungan keuangan dan insentif. Pemerintah, bekerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya, baik dari sektor privat maupun publik, tak ada salahnya memberi dukungan keuangan atau insentif bagi rumah tangga yang mengadopsi energi terbarukan, perangkat elektronik hemat energi, maupun produk-produk ramah lingkungan lainnya. Ini dapat lebih mendorong gaya hidup berkelanjutan sebagai pilihan dan memiliki implikasi ekonomis bagi ibu rumah tangga dan keluarganya.

Kelima, menjadi bagian komunitas. Dorong ibu rumah tangga untuk berpartisipasi dalam inisiatif lingkungan lokal, seperti program kebun warga, program daur ulang, atau kampanye membersihkan lingkungan sekitar.

Keenam,  advokasi kebijakan. Libatkan  ibu rumah tangga dalam  advokasi kebijakan yang mendorong keberlanjutan lingkungan mulai dari tingkat lokal, nasional, regional, hingga mondial.

Ketujuh, pengakuan dan dukungan. Sediakan ruang atau platform bagi para ibu rumah tangga untuk berbagi cerita dan pengalaman mereka dalam upaya-upaya keberlanjutan di level rumah tangga, komunitas, dan lingkungan mereka, yang memungkinkan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal-hal serupa.

Kedelapan, membangun kolaborasi.  Berikan kesempatan sebesar-besarnya bagi para ibu rumah tangga untuk dapat berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan lainnya, seperti sektor bisnis, lembaga nirlaba, maupun lembaga publik, untuk meningkatkan inisiatif berkelanjutan dan mempengaruhi perubahan sistemik yang lebih luas terkait keberlanjutan.

Pada akhirnya, melalui program pendidikan, peningkatan kesadaran, pengembangan keterampilan, akses informasi dan sumberdaya, keterlibatan komunitas, advokasi kebijakan, serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya seperti Oxfam, para ibu rumah tangga diharapkan dapat memainkan peran yang kian penting dalam upaya pencapaian NZE pada tahun 2060.

Bagaimanapun, pilihan dan tindakan sehari-hari para ibu di level rumah tangga dapat secara kolektif berkontribusi signifikan menuju ekonomi rendah karbon dan transisi energi adil demi masa depan Bumi kita yang lebih berkelanjutan.[]

--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun