Mohon tunggu...
djoko
djoko Mohon Tunggu... Lainnya - bloger

bloger yang gemar bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jangan Remehkan "Instagram Tourism"

17 Juni 2023   13:39 Diperbarui: 17 Juni 2023   13:42 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curug Malela di Bandung Barat. Foto: Djoko ST

Suka atau tidak, Instagram telah ikut mengubah lanskap industri pariwisata. Sudah selayaknya para pengelola bisnis di sektor pariwisata memanfaatkan Instagram secara optimal untuk pengembangan bisnis yang mereka jalankan.

Berwisata di masa kiwari boleh dibilang bukan lagi monopoli gaya hidup kelompok masyarakat kelas tertentu, melainkan telah menjadi gaya hidup nyaris semua lapisan masyarakat. Hal ini dimungkinkan dengan kian meningkatnya pendapatan rata-rata masyarakat kita dan bertambahnya waktu luang yang dimiliki mereka.

Pada saat bersamaan, kemajuan pesat di bidang transportasi (darat, laut maupun udara) menjadikan mobilitas warga semakin tinggi.

Di sisi lain, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ikut pula membawa pengaruh besar dalam pengembangan sektor pariwisata. Berkat teknologi informasi dan komunikasi, para wisatawan kini semakin dimudahkan dalam memenuhi berbagai keperluan mereka, seperti melakukan pemesanan tiket, pemesanan kamar hotel hingga melakukan pilihan berbagai jenis paket wisata.

Teknologi informasi dan komunikasi turut pula mempermudah serta mempercepat promosi beragam jenis destinasi wisata. Sebagai ilustrasi, cuma lewat sebuah unggahan foto selfie seorang wisatawan lokal yang diposting di sebuah jejaring media sosial, dan kemudian menjadi viral, sebuah objek wisata dapat langsung menjadi beken ke seluruh jagat dan segera mengundang para wisatawan untuk berbondong-bondong datang.

Peran Instagram
Menurut Statista, hingga awal tahun 2023 lalu, ada sekurangnya dua miliar lebih pengguna aktif bulanan Instagram, dan jumlah tersebut diperkirakan bakal terus meningkat.

Statista menyebut empat negara pengguna Instagram terbanyak untuk saat ini adalah India (229,55 juta), Amerika Serikat (143, 35 juta), Brazil (113,5 juta), dan Indonesia (89,15 juta).  

Sebagai platform media sosial yang menonjolkan aspek visual, Instagram berkontribusi cukup peting bagi pengembangan sektor bisnis pariwisata sekarang ini.

Survei yang pernah dilakukan Holiday Rental Insurance menunjukkan bahwa 40 persen kaum milenial mengatakan bahwa aspek instagramable sebuah destinasi pariwisata adalah faktor motivasi terpenting ketika mereka memilih tempat untuk berwisata. Suvei ini juga memperlihatkan bahwa hampir semua wisatawan di rentang usia milenial (mereka yang lahir antara tahun 1981-1996) mengunggah perjalanan wisata mereka di platform media sosial, termasuk tentu saja Instagram.

Sementara itu, riset yang dilakukan oleh Media Post menemukan bahwa 48 persen pengguna Instagram mengandalkan gambar dan video yang mereka lihat di Instagram sebagai bahan pertimbangan mereka dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perjalanan wisata mereka. Adapun 35 persen pengguna Instagram menggunakan platform media sosial ini untuk menemukan destinasi-destinasi wisata baru.

Peran penting Instagram dalam ikut menopang sektor pariwisata ini tentu tidak boleh dipandang sebelah mata. Sekarang ini, Instagram tourism -- begitu orang Barat menyebutnya -- perlu menjadi bagian terdepan dari strategi pemasaran dan promosi pariwisata.

Para pelaku bisnis pariwisata perlu mengoptimalkan pemanfaatan Instagram dalam memasarkan dan mempromosikan bisnis pariwisata yang mereka kelola.

Aspek yang perlu diperhatikan
Menurut Parichehr Parsi, SEO spesialist yang juga seorang Instagram marketer, agar pemasaran dan promosi sebuah layanan pariwisata berjalan baik dan tepat sasaran, ada beberapa aspek yang perlu sekali diperhatikan.

Pertama, gunakan hastag dan geo-tag yang tepat. Hastag atau tagar berfungsi seperti kata kunci di mesin pencari. Dengan menambahkan hastag ke postingan, kita sebenarnya telah menempatkan postingan tersebut di hasil pencarian pengguna yang mencari hastag tertentu. Adapun penggunaan geo-tag atau tagar lokasi berfungsi untuk membantu postingan kita ditampilkan ke hadapan mereka yang tengah mencari-cari layanan pariwisata berdasarkan lokasi tertentu.

Kedua, lakukan kolaborasi. Era digital adalah eranya kolaborasi. Memanfaatkan influencer adalah salah satu langkah dalam menggalang kolaborasi. Influencer biasanya memiliki audiens dan pengikut yang loyal. Pemasaran dan promosi pariwisata perlu memanfaatkan jasa influencer agar gaungnya semakin kuat dan jangkauannya semakin luas.

Ketiga, manfaatkan Instagram story (IS). IS dinilai lebih hidup dan real dibandingkan dengan postingan feed. Selain itu, IS lebih ekspresif ketimbang postingan biasa di feed. Menambahkan sticker dapat membuat story menjadi lebih menyenangkan dan lebih interaktif.

Terakhir, saran Parichehr Parsi, buatlah postingan Instagram bisnis pariwisata secara variatif dan atraktif sehingga membuat khalayak kian tertarik dan penasaran dengan layanan pariwisata yang Anda tawarkan.[]

--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun