Mohon tunggu...
Djoko Soegiyanto
Djoko Soegiyanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan Ukhuwah Kalimantan Selatan

Assalamualaikum, dari dulu senang mengajar karena ada darah keturunan dari kakek dan nenek dari Barabai yang menjadi seorang guru. Berbahagialah yang sekarang berprofesi sebagai guru (baca:pendidik) karena apabila kalian ikhlas dan ridho maka potensi amal jariyah akan mengucur deras di yaumil akhir. Teruslah berbuat kebaikan karena kita tidak mengetahui kebaikan mana yang akan mengantarkan diri kita ke jannah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masuk Surga Jalur Prestasi

3 Februari 2022   14:04 Diperbarui: 3 Februari 2022   14:06 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya apabila kita berbicara jalur prestasi mindset kita akan lebih dominan kepada seseorang yang akan menyelesaikan jalur pendidikan di S1 (strata 1), S2 (strata 2) maupun S3 (strata 3).  Tentunya hal tersebut sangat dinanti dan diminati oleh semua orang yang lebih memperhatikan kualitas pendidikannya.  Jalur prestasi  biasanya melalui PMDK, beasiswa, hapalan Al Qur'an 30 juz atau jalur prestasi lainnya.  Tentunya hal tersebut akan sangat menarik perhatian bagi pemerhati pendidikan agar bisa berusaha lebih maksimal  dalam menyelesaikan pendidikannya.  

Namun ternyata jalur prestasi juga ada ketika kita ingin masuk surga, istilah ini merupakan kata kiasan atau perumpamaan agar manusia lebih bersemangat dalam mengerjakan amal kebaikan  karena pada dasarnya  setiap manusia yang beragama Islam pastilah memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.  Namun yang membedakan adalah kualitas serta keikhlasannya kepada Allah swt karena sesungguhnya yang membedakan satu muslim dengan muslim yang lain adalah ketaqwaannya.

Jalur prestasi artinya kita sebagai hamba Allah swt senantiasa terus meperbaharui niat dan hati kita agar senantiasa berbuat amal kebaikan.  Karena dengan amal kebaikan saja lah yang akan membantu kita di akhirat dan yaumul akhir.   Tentunya akan ada perbedaan seorang muslim yang biasa-biasa saja misalnya hanya mengerjakan sholat 5 waktu dengan muslim yang senantiasa menambahnya dengan mengerjakan amal sunnah yang disukai oleh Allah swt. 

Misalnya rajin bersedekah setiap hari terlebih lagi kondisi kita yang pas-pasan, kemudian istiqomah tilawah Al Qur'an setiap hari dengan target bisa mengkhotamkan Al Qur'an beberapa kali dalam satu bulan.  Melaksanakan sholat tahajjud secara istiqomah setiap malam dimana orang tersebut akan diberikan kemudahan  dalam setiap aktivitasnya, diberikan solusi terhadap permasalahan hidupnya sehingga membuat kehidupannya lebih berkah dan menjadi  muslim yang mulia.

Namun hanya sedikit orang yang tertarik dengan jalur prestasi ini, karena memang proses untuk melakukannya sangatlah berat bagi muslim yang belum memperbaharui  niat, keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah swt.  Karena sesungguhnya  manusia diciptakan oleh Allah swt semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Ku dalam Al Qur'an surah Adzariyat ayat 56 yang artinya:

Sesungguhnya tidak Ku ciptakan jin dan manusia sesungguhnya semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Ku.

Manusia yang baik bukan manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, namun apabila dia melakukan kesalahan dan kekhilafan maka dia akan segera bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Melakukan aktivitas sunnah sesuai syariat Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam setiap aktivitas beliau karena sesungguhnya beliau adalah suri tauladan terbaik bagi seluruh umat muslim.  Karena kalau kita lihat sejarah perjalanan hidup beliau sesungguhnya beliau sudah memberikan keteladanan yang luar biasa.  

Misalnya ketika beliau mendapatkan gelar abdan syakuro artinya hamba yang pandai bersyukur, beliau tetap melaksanakan sholat tahajjud sampai kaki beliau bengkak.  Jadi bisa kita bayangkan bagaimana akhlak beliau walalupun sudah mendapatkan ampunan dan jaminan surga beliau tetap melaksanakan sholat tahajjud sampai kaki beliau bengkak.

Itulah makna jalur prestasi dalam ibadah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam perkataan, sikap dan tingkah laku beliau.  Kapan kita menjadi seorang muslim yang baik? hanya diri kita masing-masing yang bisa menjawabnya karena sesungguhnya muslim yang paling baik adalah muslim yang paling banyak memberikan manfaat terhadap sesamanya.

Wallahua'lam Bisshowab Semoga Bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun