Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Lainnya - Hobby : menulis , membaca, wisata, nonton film, sudoku

Pensiunan bankir, anggota Paguyuban FEUI 1959

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Guyub FEUI'59 Masih Eksis!

29 September 2022   08:31 Diperbarui: 29 September 2022   09:13 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Paguyuban Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Angkatan 1959 (Guyub FEUI'59) untuk kesekian kalinya mengadakan reuni yang saat ini mengambil tempat di rumah pribadi Rahardjo Jamtomo, di Jalan Durian Barat III/7, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada tanggal 27 September 2022. 

Ini adalah reuni yang ketiga kalinya yang dilakukan oleh Rahardjo, 82 th, sebagai tuan rumah reuni Guyub FEUI-59. Sebelumnya, yang kedua diselenggarakan di rumah ini juga pada tahun 2017, sedangkan yang pertama dilakukan di Villa Rancamaya , Bogor, pada bulan September 2009 berkenaan dengan peringatan 50 tahun alumni FEUI Angkatan 1959.

Dalam reuni di Rancamaya tersebut, secara khusus Wisnu Lohanatha, 84 th, membuat topi peringatan 50 tahun alumni FEUI 1959 yang "dijual" kepada para anggota untuk kemudian hasilnya diserahkan kepada bendahara Paguyuban. Dan topi tersebut secara khusus dipakai pula oleh Kartomo Wiryobroto, 81 th, dalam acara reuni saat ini sehingga membangkitkan nostalgia pada tahun 2009 yang lalu.

Acara dipandu oleh Nursenosidi, 84 th, yang dalam Paguyuban menjabat sebagai Bendahara, Sekretaris dan Pembantu Umum. Walaupunn sudah berusia 84 tahun.

Namun ia masih aktif menggowes sepeda sebagai alahraga kesayangannya hingga saat ini. Kemudian acara pun dibuka oleh Bambang Triadji, 82 th, ketua Paguyuban, yang merasa gembira karena banyak anggota yang hadir sehingga reuni berlangsung meriah dengan tawa dan canda, sehingga temu-kangen ini bisa mengobati kerinduan masing-masing anggota.

Dalam kesempatan ini pula, ia menngumumkan bahwa kepada yang hadir akan diberi uang transpor atau uang hadir karena bendahara melihat bahwa sebagian uang kas yang ada bisa dibagikan kepada anggota tanpa mengganggu cash-flow Paguyuban. Setelah itu, ia mengumumkan bahwa tempat reuni berikutnya akan diadakan di rumahnya pada bulan Januari 2023 yang akan datang. Dan acara selanjutnya adalah pembacaan doa  yang dilakukan oleh Aisar Rifki Indrakesuma, 82 th.

Kemudian tibalah pada acara puncak reuni yaitu pemaparan analisis perkembangan singkat mengenai Lingkungan Global dan Nasional yang disampaikan oleh tuan rumah sendiri, Rahardjo Jamtomo. 

Menurut Rahardjo, fragmentasi dan kontestasi geopolitik dunia saat ini sangat kompleks dan multi dimensi dalam sejarah modern, sebagaimana tercermin pada timbulnya ancaman perang yang lebih besar, pandemik, krisis ekonomi dan perang dagang, serta terjadinya perubahan iklim, yang kesemuanya itu berlangsung secara simultan sehingga para pemimpin dunia menghadapi kesulitan untuk mengatasinya.

Diharapkan agar mereka tidak "bermain api" karena sangat berbahaya di tengah tatanan global  yang tidak menentu, lemah dan tidak efektif untuk merespons permasalahan-permasalahan dunia saat ini.

Menurut Rahardjo, enigma atau teka-teki politik di Indonesia banyak didominasi oleh percaturan tentang pemilihan presiden (pilpres) 2024. Walaupun waktunya masih panjang, namun gimik politik sudah sangat terasa akhir-akhir ini. 

Pertarungan opini di kancah publik sudah mulai sengit,padahal pendaftaran calon presiden (capres) baru akan berlangsung satu tahun lagi. 

Kita harus pandai-pandai mengelola situasi enigma tersebut, karena banyak spekulasi yang dapat menimbulkan ketegangan dan bahkan perpecahan di kalangan masyarakat, apalagi kalau ada yang bermain api serta kurang mengindahkan persatuan bangsa, terutama mereka yang berorientasi politik kekuasaan.

Analisis serta paparan Rahardjo yang luas dan mendalam mengenai pelbagai topik global maupun nasional tersebut didasarkan atas pengalaman, pengetahuan, wawasan serta hobi dan curiosity  yang terus dikembangkannya sejak ia mengabdi selama 35 tahun di Departemen Luar Negeri,  khusunya dalam dunia hubungan internasional. Dan ia mengakhiri karirnya setelah selama 11 tahun (2010-2021) sebagai Direktur Eksekutif KADIN. Tanpa bermaksud untuk menonjolkan diri, sosok Rahardjo memang layak untuk dijadikan panutan bagi anak cucu kita di kemudian hari......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun